Breaking News: Harga Minyak Mentah Ambrol 2%!

Market - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 October 2022 07:35
FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah kembali ambrol pada perdagangan Selasa (11/10/2022), melanjutkan penurunan awal pekan lalu. Isu resesi yang semakin menguat membuat minyak mentah tertekan.

Melansir data Refinitiv, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent ambrol masing-masing 2% ke US$ 89,35/barel dan US$ 94,29/barel.

Pada Rabu (12/10/2022) pukul 6:56 WIB, WTI kembali turun 0,8% ke US$ 88.64/barel, sementara perdagangan Brent masih belum dibuka.

Presiden Bank Dunia David Malpass dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva pada Senin lalu memperingatkan risiko resesi global yang terus meningkat, dan inflasi masih akan terus menjadi masalah.

Saat resesi terjadi, maka permintaan minyak mentah tentunya akan menurun.

"Pesimisme di pasar terhadap perekonomian dunia semakin membesar," kata Craig Erlam, dari OANDA, sebagimana dilansir CNBC Intenational.

Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 dari menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,9%.

Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini tidak berubah, yakni pada 3,2%.IMF memastikan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023 adalah profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global.

Adapun, pelemahan ini dipicu oleh inflasi tinggi yang lebih tinggi dalam beberapa dekade terakhir, serta ketatnya kondisi keuangan di sejumlah wilayah, invasi Rusia di Ukraina dan pandemi Covid yang masih berlangsung.

Kekhawatiran akan penurunan permintaan dari China kembali muncul. Sebagai salah satu konsumen minyak mentah terbesar di dunia, ketika permintaannya turun maka akan berdampak cukup signifikan.

Infeksi penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali meningkat di Shanghai dan kota-kota besar lainnya. China menerapkan kebijakan zero Covid-19, sehingga ketika terjadi kenaikan kasus maka karantina wilayah akan dilakukan. Hal ini tentunya menurunkan aktivitas bisnis dan pada akhirnya permintaan minyak mentah menjadi berkurang.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Resesi Bakal Panjang, Harga Minyak Mentah 3 Hari Terbenam!


(pap/pap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading