Kabar Baik, Bursa Asia Dibuka Bergairah, IHSG Bakal Ngikut?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
14 February 2023 08:41
Bursa Asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cerah pada perdagangan Selasa (14/2/2023), karena investor menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan menentukan langkah bank sentral AS kedepannya.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melesat 1,03%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,32%, Shanghai Composite China naik 0,14%, Straits Times Singapura bertambah 0,42%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,57%, dan KOSPI Korea Selatan menanjak 0,7%.

Dari Jepang, ekonominya pada kuartal IV-2022 berhasil tumbuh dan sekaligus menandakan bahwa Jepang lepas dari resesi secara teknis.

Berdasarkan data kantor Kabinet Jepang hari ini, pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Jepang periode kuartal IV-2022 naik 0,6% secara tahunan, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 yang berkontraksi 1%.

Sedangkan secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), PDB Negeri Sakura juga naik 0,2%, dari sebelumnya pada kuartal III-2022 yang berkontraksi 0,3%.

Di sisi lain, kenaikan ini jauh lebih kecil dari perkiraan dan menunjukkan perlambatan ekonomi global masih berdampak pada pemulihan negara yang bergantung pada ekspor ini. Kenaikan PDB jauh lebih kecil daripada proyeksi median analis yang memperkirakan kenaikan 2%.

Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah PDB Jepang, naik 0,5% pada kuartal IV-2022, sesuai dengan perkiraan analis. Permintaan eksternal berkontribusi 0,3 poin persentase ke pertumbuhan PDB.

Pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street kemarin yang ditutup cerah bergairah.

Indeks Dow Jones ditutup melesat 1,11%, S&P 500 melonjak 1,15%, dan Nasdaq Composite melejit 1,48%.

Investor sedang menantikan rilis data inflasi AS per Januari 2023 yang akan dirilis malam ini waktu Indonesia. Sejauh ini, investor melihat inflasi akan kembali mendingin dan akan membuat jeda atau poros kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mungkin sudah dekat.

Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi AS diprediksi melambat menjadi 6,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada bulan lalu. Angka ini turun dari 6,5% pada Desember 2022.

Meski demikian, secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi AS diprediksi naik 0,5% pada bulan lalu atau lebih cepat dari catatan Desember 2022 di angka 0,1%.

Kenaikan bulanan tersebut terjadi salah satunya didorong oleh permintaan dan konsumsi yang lebih kuat akibat libur natal dan tahun baru.

Rilis data inflasi akan menentukan ekspektasi suku bunga The Fed di tahun ini. Jika kembali menurun, maka pasar akan kembali melihat suku bunga The Fed tidak akan lebih dari 5%.

Ketua The Fed, Jerome Powell pada pekan lalu menyatakan jika suku bunga bisa naik lebih tinggi dari prediksi sebelumnya jika pasar tenaga kerja masih terus kuat atau inflasi yang kembali meninggi.

Di lain sisi, babak terakhir musim pelaporan kinerja keuangan juga berlanjut minggu ini. Beberapa perusahaan yang kinerjanya dinantikan investor seperti Coca-Cola, Marriot, Cisco, Maraton dan Paramount.

Sejauh ini, perusahaan telah melaporkan hasil yang lebih buruk dari perkiraan, menjadikan tahun ini musim pendapatan terburuk dalam lebih dari dua dekade, tidak termasuk resesi, menurut Credit Suisse.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular