Calon Bos BI Dicecar DPR, Digitalisasi Cuma Buat Orang Kaya?

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Senin, 13/02/2023 13:55 WIB
Foto: Filianingsih Hendarta, Calon Deputi Gubernur BI. (Tangkapan Layar Youtube komisi XI DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon deputi gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta memasukkan program ekonomi dan keuangan digital dalam program kerjanya saat uji kepatutan dan kelayakan di Komisi IX DPR, Senin (13/2/2023).

Namun, program itu mendapatkan kritikan dari para anggota dewan di Komisi XI, salah satunya anggota Komisi XI Anis Byarwati. Menurutnya digitalisasi ekonomi keuangan hanya akan meningkatkan kesenjangan karena hanya bisa dinikmati orang kaya.


Adapun bagi masyarakat miskin, terutama yang berada di daerah-daerah luar perkotaan, menurutnya akan sulit mengakses perkembangan itu. Sebab, mereka belum tentu mampu membeli ponsel pintar dan mendapatkan akses internet yang memadai.

"Salah satu yang menjadi dampak lain dari bisnis menggunakan internet adalah makin meningkatkan kesenjangan ekonomi karena yang menggunakan digital itu memang sangat sedikit, kurang dari 20%, 18,92% tepatnya," ucap Anis.

Menjawab hal itu, Filianingsih mengatakan, sebetulnya proses digitalisasi di Indonesia terus didorong oleh pemerintah dan BI dimulai dari kalangan bawah, termasuk para pedagang kaki lima dengan perolehan layanan transaksi digital pada dagangannya seperti melalui QRIS.

"Jadi digitalisasi di Indonesia itu milik kalangan bawah, yang paling mudah orang mengatakan tapi enggak bisa buka rekening. Digitalisasi tidak perlu harus buka rekening, kalau kita lihat entry point itu adalah QRIS, uang elektronik," ujarnya.

Adapun untuk penyediaan smartphone atau ponsel pintar bagi yang belum bisa mengakses seperti di daerah-daerah terluar, serta kekuatan sinyalnya, BI kata dia dapat menyediakan itu melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) Tematik.

"Makanya saya mengatakan PSBI yang tematik itu bisa menjembatani itu, ditambah program kerja kita yang merupakan literasi dan edukasi yang nyata, jadi kita mengatakan sudah enggak zaman lagi kita ngomong-ngomong aja," tutur Filianingsih.

Filianingsih memastikan, BI juga sebetulnya memiliki satu paket program yang mengawal para pelaku ekonomi atau pengusaha kecil untuk masuk ke sistem ekonomi dan keuangan digital, dari mulai edukasi, pembukaan rekening, hingga mereka bisa transaksi di dalamnya.

"Kita datang kepada sekelompok UMKM misalnya, bersama bank, non-bank, e-commerce, bagaimana packaging yang bagus, foto yang bagus, setelah itu kita langsung bukakan rekening, bila perlu dia sampai bisa transaksi di e-commerce," tuturnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beda Arah "Jurus" Bank Sentral Dunia Atasi Ketidakpastian Dunia