Jurus Rahasia Susi Air 'Membunuh' Merpati & 'Kuasai' Papua

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
13 February 2023 10:55
(foto: susiair.com)
Foto: susiair.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Susi Pudjiastuti pusing ketika mendapat protes dari konsumennya karena produk hasil laut yang mereka terima tidak segar. Semakin hari suara protes pun semakin besar. Jika dibiarkan, omsetnya menurun dan bisnis PT ASI Pudjiastuti Marine Product miliknya akan redup. Hingga akhirnya, keluar satu cara dari otak Susi, yakni mengirimkan produk lewat transportasi udara.

"Pada 2004, Susi memutuskan membeli dua Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar menggunakan pinjaman bank," ungkap buku Para Pembisik Jokowi (2019)

Pesawat tersebut kemudian bergerak di bawah naungan PT ASI Pudjiastuti Aviation yang beroperasi pada 2 Desember 2004. Pesawat itu adalah satu-satunya transportasi pengangkut produk hasil laut dari berbagai pantai Indonesia ke Jakarta dan Jepang. Kebetulan, call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air. Sejak itu, suara protes tak lagi didengar oleh perempuan kelahiran 15 Januari 1965 tersebut.

Dua puluh lima hari setelah penerbangan perdana muncul tsunami yang menghancurkan Aceh. Untuk membantu penyelamatan Susi akhirnya membuka penerbangan dari Medan. Sejak itu dua pesawat Cessna yang berukuran kecil dan mudah menjangkau lokasi bencana menjadi objek sewa oleh banyak organisasi untuk mengangkut logistik. Bisa dikatakan, bencana membawa berkah bagi Susi Air. Dari sinilah mulai muncul wacana membuka penerbangan komersial.

Pada 2006, wacana tersebut akhirnya benar-benar di realisasikan. Maskapai ini sadar kalau dirinya pendatang baru dan sulit untuk mengalahkan maskapai milik negara, seperti Garuda Indonesia dan Merpati Airlines, serta maskapai swasta lain. Alhasil, Susi Air memilih fokus pada penerbangan perintis ke daerah-daerah pelosok atau terpencil yang tidak terjamah oleh pesawat besar. Dengan mengandalkan pesawat kecil, Susi Air berharap bisa menjadi andalan masyarakat.

Setelah Medan dan Jakarta, Susi Air membuka rute ke Kendari, Balikpapan, Pangandaran, dan Papua. Penerbangan ke Papua inilah yang kemudian menjadi awal dari kejayaan Susi Air.

Saat itu tak banyak maskapai yang berani pergi ke pedalaman Papua. Penyebabnya karena di sana banyak pegunungan yang berbahaya bagi pesawat. Satu-satunya penguasa rute Papua adalah maskapai milik negara, yakni Merpati Airlines. Kehadiran Susi Air jelas mengusik keberadaan Merpati di Bumi Cendrawasih.

Seiring berjalannya waktu, persaingan keduanya dimenangkan Susi Air. Maskapai ini lebih murah dan fokus pada rute-rute terpencil dan pariwisata, sehingga animo masyarakat kepadanya juga besar. Dari segi bisnis, mengutip buku Fenomena Perkembangan Bisnis Maskapai (2013), Susi Air mengandalkan pesawat small aircraft jenis Grand Caravan yang mempunyai 8-15 tempat duduk. Karena itu, dari segi perawatan, bahan bahar, dan aspek lain, maskapai mengeluarkan uang yang lebih kecil. 

Hal ini berbeda dengan Merpati yang jalan bisnisnya tidak menjalankan strategi serupa Susi Air. Dan ditambah lagi sudah kembang kempis dihajar kebangkrutan.

Pukulan telak dari Susi Air dan masalah internal jelas membuat Merpati jatuh. Hingga akhirnya pada 2014 Merpati berhasil dijatuhkan sepenuhnya oleh Susi Air. Rute Maskapai yang sudah pailit itu diambil oleh Susi Air. Susi Air sejak itu menjadi penguasa langit Bumi Cendrawasih.

Kini, Susi Air memiliki puluhan rute ke pedalaman dan tempat wisata di Papua. Mereka membuka jalan masyarakat Papua untuk melihat dunia luar, sekalipun keselamatan juga terancam. Kabar terakhir, ada satu pesawat Susi Air yang dibajak dan dibakar oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka

 


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perusahaan Susi Pudjiastuti Buka Lowongan Kerja Nih, Minat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular