Anjlok 1,3%, Tiga Gagak Hitam Ini Bikin Mood IHSG Gak Enak

Tri Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 10/02/2023 14:06 WIB
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,33% ke 6.805,58 pada penutupan sesi I, Jumat (10/2/2023). Rontoknya saham big cap menjadi penekan IHSG hingga tengah hari ini.

Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi mencapai Rp5,27 triliun dan volume perdagangan 10,93 miliar saham. Hanya sebanyak 130 saham naik, 411 saham turun, dan 166 sisanya stagnan.

Saham raksasa dalam hal market cap macam PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), hingga PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kompak merah hingga lebih dari 6%.


Saham ARTO dan GOTO bahkan mengenai batas auto rejection bawah (ARB), masing-masing turun 6,97% dan 6,25%. ARTO yang didepak dari indeks MSCI membuat investor melego saham tersebut.

Sedangkan, saham GOTO tidak masuk MSCI setelah selama ini dirumorkan akan masuk indeks tersebut. Alhasil, investor juga menjual saham emiten jasa ride hailing dan e-commerce tersebut.

Menambah beban IHSG, saham 4 bank besar juga melorot ke zona merah. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ambles 2,25%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,31%.

Kemudian, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) secara berturut-turut turun 0,98% dan 0,63%. PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga kompak melorot 1,76% dan 2,12%.

Semalam, Wall Street sebagai kiblat bursa saham dunia, pada perdagangan semalam kembali merosot. Dow Jones turun 0,73%, S&P 500 0,9%, dan Nasdaq 1%. Ini ikut memberikan sentimen ke pasar Asia hari ini, termasuk IHSG.

"Wall Street tidak bisa mempertahankan mood yang bagus. Beberapa trader melihat The Fed akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar," kata Ed Moya, analis pasar di Oanda, sebagaimana dilansir CNBC Internasional.

Selain itu, harga komoditas, khususnya batu bara layak menjadi perhatian, sebab pergerakannya sangat volatil di pekan ini.

Analisis Teknikal

Foto: Tri Putra
Analisa teknikal sesi II

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indicator Bollinger Band (BB) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Sepanjang ses I, muncul tiga lilin (candle) merah panjang yang membentuk pola tiga gagak hitam atau three black crows. Pola tersebut sering mengindikasikan pembalikan arah secara teknikal.

Seiring kemunculan pola tersebut, IHSG menembus batas bawah BB (6.829). Pada sesi II nanti, IHSG akan menguji support terdekat di level fibo 61,8% (6.801) dan level psikologis 6.800.

Apabila tertembus, level support selanjutnya di garis fibo 50% (6.754) Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI ditutup merosot ke level 25,64, menuju oversold pada sesi I ini. Dengan demikian, ini berpotensi menahan tekanan jual lebih besar di sesi II nanti.

Adapun, berdasarkan indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 26 berada di atas garis MA 12 dengan arah menurun.
Di sesi II, IHSG berpotensi bergerak melanjutkan pelemahan. IHSG berpeluang ditutup di zona merah dengan level resistance support di 6.800-6.754 dan resistance 6.829.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Perang Berkobar, Saham & Investasi Mana Yang Bisa Cuan?