Dihujani Sentimen Positif, Rupiah Makin Perkasa

M Malik Haknuh & M Malik Haknuh & M Malik Haknuh, CNBC Indonesia
Kamis, 09/02/2023 15:42 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -Nilai mata uang rupiah kembali melanjutkan tren positifnya dengan mengakhiri perdagangan di zona hijau. Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Kamis (9/2/2023), rupiah menguat tipis 0,03% ke posisi US$ 15.090/US$1.

Penguatan ini memperpanjang tren positif kemarin di man mata uang Garuda menguat 0,29%.  Dalam dua hari, rupiah sudah menguat 0,33%. Penguatan rupiah ditopang sentimen positif dari Amerika Serikat (AS).


Selasa lalu (7/2/23023). Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyebut proses disinflasi sudah dimulai.


Disinflasi artinya laju kenaikan harga yang lebih rendah dari sebelumnya. Pasar melihat inflasi di Amerika Serikat sudah mencapai puncaknya, dan kini mulai dalam tren penurunan.

Pernyataan ini ditangkap pasar sebagai sinyal jika The Fed akan mengurangi agresivitasnya dalam menaikkan suku bunga.

Ekspektasi pasar ini membuat indeks dolar melemah. Pada hari ini, indeks bergerak di angka 103,23. Posisi tersebut turun dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat 103,41.

Penguatan rupiah, terutama didorong data ekonomi Indonesia yang masih dalam tren menguat. Salah satunya data yang terbaru dirilis yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2023 .

Survei Konsumen Bank Indonesia pada Januari 2023 mengindikasikan IKK  pada Januari 2023 tercatat 123,0 atau lebih tinggi dari 119,9 pada Desember 2022.

Kenaikan IKK bisa menjadi indikasi konsumen akan meningkatkan belanja. Mengingat konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB) maka kenaikan IKK bisa memberikan sinyal jika ekonomi RI masih bisa kencang sehingga memberikan sentimen positif ke pasar finansial.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS