Investasi di BRI Pasti Untung, Ini Buktinya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten plat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI mencatatkan kenaikan pendapatan bunga sebesar 5,8% yoy menjadi Rp151,8 triliun. Dengan begitu, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BRI naik dari Rp114,1 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp124,6 triliun atau meningkat 9,2% yoy. Dari tambahan pendapat premi bersih, BRI memperoleh peningkatan pendapatan operasional menjadi Rp126,2 triliun.
Berdasarkan rasio penting perusahaan, BRI juga mencatatkan kinerja bottom line yang impresif sepanjang 2022. Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) naik 104 basis poin (bps) menjadi 3,76%. Lalu, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) tumbuh lebih kencang, yaitu 406 bps menjadi 20,93%.
Asal tahu saja, ROE adalah imbal hasil yang dicetak perusahaan untuk pemegang saham. ROE ditentukan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan profitabilitas atau marjin keuntungan, produktivitas aset untuk menghasilkan pendapatan, serta pengelolaan penggunaan utang secara optimal oleh perusahaan.
Dengan kata lain, ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal pemegang saham hingga membuahkan keuntungan.
Kemudian pada fungsi intermediasi, BRI telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp1.089,8 triliun, naik 8,6% yoy. Hal ini mendorong aset bank tumbuh 11,2% yoy menjadi Rp1.089,8 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan kredit bank tercatat diikuti dengan peningkatan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross turun 26 bps menjadi 2,82%. Namun begitu, NPL net naik tipis atau 3 bps menjadi 0,73&.
Terkait laporan liabilitas perusahaan, BRI telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.307,9 triliun, naik 14,8% yoy. Secara persentase, ini adalah pertumbuhan giro yang paling kencang yakni 58,6% dan kemudian diikuti oleh tabungan 5,0% yoy.
Pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih besar dari deposito tersebut membuat rasio dana murah atau current account savings account (CASA) BRI naik 36 bps menjadi 66,7%.
(RCI/dhf)