
Jreng! 15 Saham ARB Berjamaah Saat IHSG Ngegas

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau bergairah pada perdagangan sesi I Selasa (7/2/2023), mengikuti pergerakan bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah hari ini.
Per pukul 10:26 WIB, IHSG menguat 0,75% ke posisi 6.925,53. IHSG pun kembali ke level psikologis 6.900 pada pagi hari ini, setelah kemarin break ke level psikologis 6.800.
Saat IHSG cerah bergairah, setidaknya ada 15 saham yang ambles dan sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada pagi hari ini.
Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Isra Presisi Indonesia | ISAP | 55 | -9,84% |
Hassana Boga Sejahtera | NAYZ | 83 | -7,78% |
Bangun Karya Perkasa Jaya | KRYA | 186 | -7,00% |
Gozco Plantations | GZCO | 107 | -6,96% |
Damai Sejahtera Abadi | UFOE | 242 | -6,92% |
Grand House Mulia | HOMI | 300 | -6,83% |
Fortune Mate Indonesia | FMII | 302 | -6,79% |
Indosterling Technomedia | TECH | 1.250 | -6,72% |
Perdana Bangun Pusaka | KONI | 2.090 | -6,70% |
Indah Prakasa Sentosa | INPS | 398 | -6,57% |
Estika Tata Tiara | BEEF | 57 | -6,56% |
Indonesia Prima Property | OMRE | 790 | -6,51% |
Wulandari Bangun Laksana | BSBK | 74 | -6,33% |
Meta Epsi | MTPS | 89 | -6,32% |
Pakuan | UANG | 765 | -5,56% |
Sumber: RTI
Saham baru emiten mesin dan perkakas mesin pengerjaan logam yakni PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada hari ini, yakni ambruk hingga 9,84% ke posisi Rp 55/saham.
Berikutnya ada saham baru emiten industri makanan bayi yakni PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) yang anjlok 7,78% ke posisi Rp 83/saham.
Tak hanya itu, saham emiten properti yang sempat mencetak auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid yakni PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE) dan saham PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) kembali masuk ke jajaran saham yang sudah menyentuh ARB pada pagi hari ini.
IHSG bergairah meski perekonomian RI pada kuartal IV-2022 cenderung kurang bergairah. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 mencapai 5,01% (year-on-year/yoy). Pertumbuhan tersebut menjadi yang terendah sejak kuartal III-2021
Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2022 tumbuh 4,48% (yoy), jauh lebih kecil dibandingkan kuartal II-2022 (5,515) dan kuartal III-2022 (5,39%).
Satu faktor penopang pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun ini adalah melandainya kasus Covid-19. Bila pertumbuhan ekonomi 2020, 2021, dan 2022 masih ada pembatasan aktivitas akibat Covid-19, maka kekhawatiran serupa diperkirakan tidak terjadi pada tahun ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)