Marak Investasi Ilegal, Jokowi: Banyak yang Nangis ke Saya...

Market - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
06 February 2023 11:35
Presiden Jokowi pada Pertemuan Industri Jasa Keuangan, Jakarta, Senin (6/2/2023). (Tangkapan layar Setpres RI) Foto: Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta, Senin (6/2/2023). (Tangkapan layar youtube Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk bisa dengan tegas melindungi masyarakat dari berbagai investasi ilegal.

Jokowi mengatakan, banyak produk jasa keuangan di Indonesia, baik itu asuransi, pinjaman online, hingga investasi tur umroh dan haji yang harus benar-benar diawasi industrinya.

"Perlindungan saya melihat masyarakat memerlukan perlindungan yang pasti terhadap produk jasa keuangan," jelas Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (6/2/2023).

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menceritakan dirinya pernah bertemu langsung dengan masyarakat yang mengadukan ke dirinya, karena menjadi korban investasi ilegal.

"Rakyat hanya minta satu, sebetulnya duit saya balik. Uang saya balik. Karena waktu ke Tanah Abang ada yang nangis-nangis ceritanya juga kena itu," kata Jokowi bercerita.

"Waktu Imlek juga sama, itu juga. Di Surabaya nangis, itu juga hati-hati yang namanya pengawasan harus diintensifkan," kata Jokowi melanjutkan.

Eks gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan dirinya sudah mendapatkan banyak laporan mengenai penyelesaian masalah-masalah industri jasa keuangan yang hingga saat ini belum juga tuntas.

"Sudah ada keluhan pelaporan keluhan sudah tahun 2020. Sampai sekarang ini, 2023 ini, belum tuntas gini. Hati-hati yang kita bangun, ini trust. Kalau sudah kehilangan itu sulit membangun kembali," ujarnya.

Kejadian penipuan investasi Adani Group di India, kata Jokowi, jangan sampai terjadi di Indonesia.

Seperti diketahui, Adani Group yang memiliki bisnis di banyak industri vital India dari mulai energi hingga pelabuhan dituduh oleh perusahaan investasi asal New York Hindenburg Research melakukan aksi nakal untuk memompa kinerja saham perusahaan.

Hindenburg menyebut banyak cara yang dilakukan Adani untuk memanipulasi saham, termasuk lewat labirin perusahaan cangkang yang berbasis di luar negeri.

Laporan tersebut sontak membuat investor panas dingin dan ramai-ramai melepas saham Adani. Aksi jual masif tersebut akhirnya membuat sang pemilik, Gautam Adani, harus rela turun takhta dan tidak lagi menjadi orang terkaya Asia, dengan kekayaannya lenyap sekitar setengahnya pasca tudingan Hindenburg mengemuka.

"Peristiwa besar Adani di India, mikronya ada masalah kehilangan US$ 120 miliar, dirupiahkan Rp 1.800 triliun. Hati-hati mengenai ini pengawasan jangan sampai ada yang lolos seperti itu. Karena goreng-gorengan Rp 1.800 triliun, itu seperempat PDB India hilang," jelas Jokowi.

Jokowi meminta OJK untuk betul-betul mengawasi berbagai instrumen investasi. Jangan sampai investor justru tidak mau lagi berinvestasi ke Indonesia.

"Yang terjadi ada capital outflow semua keluar, yang terjadi rupiah jatuh. Hati-hati padahal kondisi makronya bagus," ujarnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tips Apabila Sudah Terlanjut Pinjam di Pinjaman Ilegal


(cap/cap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading