Awal Pekan Berat, IHSG Terhambat Dua Kabar Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan awal pekan ini (06/02/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah. IHSG dibuka turun tipis 0,22% menjadi 6.896,75.
Selang tiga menit berikutnya indeks masih bergerak di zona negative terkoreksi 0,51%.
Perdagangan menunjukkan terdapat 191 saham turun, 151 saham naik sementara 241 lainnya mendatar.
Per pukul 09.03 sekitar 830 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan mencapai Rp 376 miliar.
Sentimen negatif salah satunya berasal dari kinerja Wall Street yang jatuh pada perdagangan Jumat lalu (03/02/23) setelah rilis data tenaga kerja. Indeks Dow Jones tercatat melemah 0,38%, kemudian S&P 500 lebih dari 1%, dan Nasdaq paling parah 1,6%.
Secara mengejutkan perekonomian negeri Paman Sam mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari, berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang.
Selain itu dari dalam negeri akan dirilis data produk domestik bruto (PDB). Ekonomi Indonesia akan memperlihatkan data produk domestik bruto (PDB) yang diprediksi akan mencapai 5,03% year-on-year (yoy) menurut konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi dari 12 institusi. Prediksi Reuters bahkan lebih rendah, yakni 4,84%. Jika realisasi kurang dari 5% atau bahkan di bawah polling Reuters, akan memberikan dampak negatif bagi pasar finansial Indonesia. Namun, efeknya hanya akan terasa di awal pekan saja karena pelaku pasar saat ini berfokus pada pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Pagi ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menggelar Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, dimana Presiden Jokowi akan memberikan arahan dan informasi tentang perkembangan ekonomi. Antusiasme tinggi dalam menunggu arahan Presiden terhadap industri perbankan dan apakah ada arahan khusus tentang banyaknya kasus penipuan di industri keuangan. Pertemuan ini juga akan memaparkan target kerja tahun depan, termasuk target pertumbuhan kredit perbankan dan kinerja pasar modal tahun ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(Muhammad Azwar/ayh)