Inflasi RI Melandai, Rupiah Balik Menguat!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 February 2023 13:08
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi tinggi menjadi momok paling ditakuti banyak negara saat ini, termasuk Indonesia. Namun, data menunjukkan kenaikan harga barang tersebut mulai melandai. Hal ini memberikan sentimen positif ke rupiah yang berbalik menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Melansir data Refinitiv, pada pukul 12:54 WIB rupiah menguat 0,03% ke Rp 14.980/US$, setelah sebelumnya sempat melemah dan menyentuh Rp 15.000/US$.

Sebagian besar mata uang Asia sebenarnya melemah siang ini, meski demikian penguatan yang lainnya juga lebih besar.

Mata Uang

Kurs Terakhir

Perubahan

USD/CNY

6,7484

-0,08%

USD/IDR

14.980

-0,03%

USD/INR

81,8200

0,1%

USD/JPY

130,24

0,12%

USD/KRW

1.231,31

-0,16%

USD/MYR

4,2630

0,5%

USD/PHP

54,580

-0,24%

USD/SGD

1,3137

0,02%

USD/THB

32,89

0,15%

USD/TWD

30,000

0,02%

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Januari 2023 mencapai 5,28% (year-on-year), lebih rendah dari Desember 2022 yang mencapai 5,51%.

Bahkan, laju inflasi tahunan ini jauh menurun dari titik puncak inflasi pada September 2022, sebesar 5,95%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan bahwa inflasi tahunan mulai menurun pasca kenaikan harga BBM pada tahun lalu.

"Jadi di Januari ini ada pelemahan secara year-on-year jika dibandingkan kondisi Desember," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2023).

Dari catatan CNBC Indonesia, inflasi yang meroket pada September 2022 lalu sempat membuat Presiden Joko Widodo panik, hingga mengerahkan semua pejabat dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengurus momok mengerikan ini.

Meski demikian, pelaku pasar juga masih wait and see, sebab bank sentral AS (The Fed) akan mengumumkan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Pelaku pasar menanti kepastian apakah The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin sesuai ekspektasi, atau tetap 50 basis poin.

Jika The Fed menaikkan 25 basis poin, dan membuka ruang pemangkasan di akhir tahun nanti, rupiah berpeluang menguat lebih jauh. Sebaliknya, jika suku bunga dinaikkan 50 basis poin, rupiah berisiko terpuruk lagi. Itu artinya, The Fed memandang ancaman inflasi masih serius, dan risiko resesi semakin dalam bisa terjadi.

CNBC INDONESIA RESEARCH 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular