Analisis Teknikal

Inflasi Jinak, IHSG Lanjut Panen Cuan

Tri Putra, CNBC Indonesia
01 February 2023 12:35
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,45% ke level 6.870,08 pada sesi I, Rabu (1/2/2023). IHSG rebound dari koreksi dua hari sebelumnya.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 277 saham menguat, 212 turun, dan 216 tak bergerak.

Nilai transaksi terbilang ramai, mencapai Rp6,14 triliun dengan volume perdagangan 10,85 miliar saham.

Duo saham big cap utama, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), kompak menguat masing-masing 1,75% dan 0,29%, turut menopang IHSG.

Selain BBRI-BBCA, saham rokok dengan market cap Rp120,39 triliun, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga mengerek IHSG dengan kenaikan 6,15%.

Sentimen dalam negeri soal inflasi ikut mewarnai psikologi pasar pada hari ini.

Data inflasi periode Januari 2023 baru saja dirilis pada sekitar pukul 11.00 WIB tadi, di mana sesuai dengan prediksi pasar, bahkan dengan angka lebih rendah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen per Januari 2023 mengalami inflasi mencapai 0,34%. Adapun, inflasi tahunannya mencapai 5,28%.

Inflasi ini sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi.

Konsensus pasar memperkirakan inflasi Januari 2023 akan menembus 0,44% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Inflasi akan jauh lebih rendah dibandingkan pada Desember 2022 yang tercatat 0,66%.

Hasil polling CNBC Indonesia juga memperkirakan inflasi secara tahunan (year on year/yoy) akan menembus 5,40% pada bulan ini. Inflasi lebih rendah dibandingkan pada Desember 2022 yang tercatat 5,51%.

Secara tahunan, inflasi akan melandai seiring dengan memudarnya dampak kenaikan harga BBM subsidi.
Tren laju inflasi tahunan yang melandai bisa turut menenangkan hati investor di pasar modal RI.

Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Selain itu, digunakan pula indicator Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Setelah menyentuh 6.893 (sekaligus tak mampu menembus level fibo 61,8%), terdapat dua candle merah, dengan sebelum penutupan sesi I ada candlestick berbentuk doji.

Doji menunjukkan pola konsolidasi yang mana investor menunggu arah IHSG selanjutnya. Posisi candle ini mendekati level support terdekat berupa pita tengah BB dan fibo retracement 38,2%

Sejauh IHSG bertahan di atas level support tersebut, IHSG akan menguji level resistance terdekat 6.882.

Namun, apabila IHSG menembus fibo 38,2%, support kuat yang akan diuji ada pada level 6.850-6.866, dimana terdapat demand zone di area tersebut.

Grafik IHSG 1 JamFoto: Refinitiv
Grafik IHSG

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain, yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI ditutup turun tipis ke 54,51 pada sesi I ini.

Adapun, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 semakin merapat ke garis MA26 dan menunggu potensi golden cross.

Melihat hal di atas, IHSG akan mengalami konsolidasi dengan kecenderungan penurunan persentase kenaikan secara normal dan berpeluang ditutup di zona hijau di sesi kedua nanti dengan level support 6.854 dan resistance 6.880.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! IHSG Kasi Sinyal Potensi Merah Lagi Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular