Tutup Januari, Rupiah Catat Kinerja Terbaik Sejak April 2020
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (31/1/2023), tetapi mencatat kinerja impresif sepajang Januari. Bank sentral AS (The Fed) yang akan mengumumkan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia membuat rupiah bergerak tipis-tipis saja dalam 2 hari perdagangan.
Melansir data Refinitiv, rupiah tercatat melemah 0,13% ke Rp 14.985/US$ hari ini setelah menguat 0,1% kemarin. Sementara sepanjang Januari 2023 Mata Uang Garuda tercatat menguat 3,7%, menjadi penguatan terbesar sejak April 2020.
The Fed menjadi perhatian utama pada pekan ini. Bank sentral paling powerful di dunia ini akan mengumumkan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia, dan pasar menanti kenaikannya sebesar 25 basis poin atau 50 basis poin.
Dalam rapat kebijakan moneter akhir tahun lalu, The Fed mengindikasikan akan menaikkan suku bunga 50 basis poin pada Februari dan 25 basis poin pada Maret nanti.
Namun, setelah inflasi di Amerika Serikat terus menurun, pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin saja menjadi 4,5% - 4,75% pada pekan depan, dengan probabilitas nyaris 100%, berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group.
Selain The Fed, bank sentral Eropa (ECB) juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbaru pada pekan ini, tepatnya pada Kamis. ECB diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 3% kali ini, berdasarkan polling dari Trading Economics.
Bank sentral Inggris, (BoE) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4%.
Banyaknya pengumuman suku bunga pada pekan ini, dan akan semakin tinggi tentunya membuat pasar berhati-hati. Proyeksi kondisi ekonomi terbaru dari para bank sentral akan menjadi perhatian utama, apakah Negara Barat akhirnya mengalami resesi, atau bisa lolos.
Sementara itu kinerja impresif rupiah pada Januari dipicu oleh rencana pemerintah yang akan menahan devisa hasil ekspor (DHE) lebih lama di dalam negeri. Dengan DHE yang ditahan, maka pasokan valuta asing akan bertambah, dan bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)