IHSG Lesu Lagi, 272 Saham Longsor Berjamaah

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
31 January 2023 11:49
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (31/01/23) ditutup di 6841,41 atau terkoreksi 0,45% secara harian.

Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 11 miliar saham yang terlibat dan berpindah tangan sebanyak 815 ribu kali serta nilai transaksi mencapai Rp 5,4 triliun lebih.

Perdagangan mencatatkan sebanyak 272 saham terkoreksi, 230 saham terapresiasi dan 198 lainnya tidak berubah.

Deretan saham blue chip yang mendorong pelemahan indeks antara lain Bank Central Asia merosot 2,01%, Bank Negara Indonesia melorot 1,34% sementara Bank Rakyat Indonesia dan Bank Mandiri turun 0,43% dan 0,25%. Selain itu juga ada Telkom Indonesia dan United Tractors anjlok 2,50% lebih.

Investor cenderung wait and see menanti rilis serangkaian data ekonomi penting di global pada pekan ini.

Terkhusus di dalam negeri, data inflasi periode Januari 2023 akan dirilis pada Rabu besok, dimana pasar memprediksi inflasi akan sedikit melandai menjadi 5,4% (year-on-year/yoy) pada bulan ini, dari sebelumnya pada Desember 2022 mencapai 5,51% (yoy).

Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi RI pada Januari 2023 juga diprediksi sedikit melandai menjadi 0,5%, dari sebelumnya pada Desember 2022 mencapai 0,66% (mtm).

Selain inflasi, data aktivitas manufaktur (PMI manufaktur) periode Januari 2023 juga akan dirilis besok. Konsensus pasar dalam polling Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur RI sedikit melandai menjadi 50,8, dari sebelumnya pada Desember 2022 di angka 50,9.

Meski diprediksi sedikit melandai, tetapi PMI manufaktur RI masih berada di zona ekspansi. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Namun yang utama, investor menanti kebijakan suku bunga terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB), dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), pada Kamis pekan ini, sehingga Kamis mendatang menjadi hari Super Thursday kembali.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase atau 25 basis poin (bp). Menurut perangkat CME FedWatch, ada kemungkinan 99,9% dari kenaikan The Fed yang relatif kecil pada pekan ini.

Investor pun akan mencari petunjuk tentang seberapa tinggi suku bunga yang akan diambil The Fed dalam perang melawan inflasi.

Selain The Fed, bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbaru pada pekan ini, tepatnya pada Kamis.

ECB diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 3% kali ini, berdasarkan polling dari Trading Economics.

Bank sentrak Inggris (Bank of England/BoE) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4%.

Banyaknya pengumuman suku bunga pada pekan ini, dan akan semakin tinggi tentunya membuat pasar berhati-hati. Proyeksi kondisi ekonomi terbaru dari para bank sentral akan menjadi perhatian utama, apakah Negara Barat akhirnya mengalami resesi, atau bisa lolos.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(Muhammad Azwar/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular