Liar, Rupiah Sentuh Lagi Rp 15.000/US$
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak liar melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Selasa (31/1/2023). Kabar baik dari China membuat rupiah sempat menguat, tetapi bank sentral AS (The Fed) yang akan mengumumkan suku bunga Kamis dini hari waktu Indonesia menjadi perhatian utama.
Begitu perdagangan dibuka rupiah langsung melemah 0,17% ke Rp 14.990/US$. Sempat menyentuh Rp 15.000/US$, rupiah kemudian berbalik menguat tipis 0,03% sebelum diperdagangkan di kisaran Rp 14.995/US$ atau melemah 0,2% pada pukul 9:06 WIB.
Sektor manufaktur China kembali berekspansi untuk pertama kalinya dalam 4 bulan terakhir. Hal ini tentunya menjadi kabar baik, sebab China merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia dan mitra dagang utama Indonesia.
Data dari pemerintah China menunjukkan purchasing managers' index (PMI) Januari sebesar 50,1, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 47.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya adalah kontraksi sementara di atasnya ekspansi.
Ketika sektor manufaktur China kembali berekspansi, maka permintaan komoditas dari Indonesia tentunya berpeluang meningkat.
Sementara itu The Fed tetap menjadi perhatian utama pada pekan ini. Bank sentral paling powerful di dunia ini akan mengumumkan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia, dan pasar menanti kenaikannya sebesar 25 basis poin atau 50 basis poin.
Dalam rapat kebijakan moneter akhir tahun lalu, The Fed mengindikasikan akan menaikkan suku bunga 50 basis poin pada Februari dan 25 basis poin pada Maret nanti.
Namun, setelah inflasi di Amerika Serikat terus menurun, pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin saja menjadi 4,5% - 4,75% pada pekan depan, dengan probabilitas nyaris 100%, berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group.
Selain The Fed, bank sentral Eropa (ECB) juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbaru pada pekan ini, tepatnya pada Kamis. ECB diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 3% kali ini, berdasarkan polling dari Trading Economics.
Bank sentral Inggris, (BoE) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4%.
Banyaknya pengumuman suku bunga pada pekan ini, dan akan semakin tinggi tentunya membuat pasar berhati-hati. Proyeksi kondisi ekonomi terbaru dari para bank sentral akan menjadi perhatian utama, apakah Negara Barat akhirnya mengalami resesi, atau bisa lolos.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)