Fundamental Pundit

Simak! Ini Untung Rugi Beli Emiten Pendatang Baru LQ45

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
31 January 2023 08:20
IHSG
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Enam emiten baru telah mendarat di indeks LQ45 berdasarkan pengumuman IDX No. Peng-00018/BEI.POP/01-2023. Enam emiten ini akan menjadi penghuni baru indeks LQ45 pada 01 Februari 2023.

Lalu bagaimana dengan valuasi dan prospek ke enam emiten tersebut untuk tahun 2023?

1. ACES (PT Ace Hardware Indonesia Tbk) - Sektor Consumer Cyclicals

Terlihat kenaikan kinerja di Q3 2023 pada ACES jika melihat tabel di bawah ini.

Kuartal

EPS 2021

EPS 2022

Q1

9

9

Q2

7

5

Q3

3

6

Q4

22

-

Secara valuasi dapat diperhatikan pada tabel rasio-rasio dibawah ini:

Ratio

ACES

Standar Sektoral

Harga Closing per 26/01/2023

486

-

BV

319.58

-

PBV

1.52

1

PER

17.77

12

GPM

48.31%

>75%

NPM

7.19%

>5%

ROE

8.56%

>8.32%

ROA

6.59%

>5,98%

DER

29.24%

<100%

Cash Ratio

361.48%

>100%

Dalam rasio diatas, ACES memang sudah cukup mahal dengan harga wajar bukunya (BV) dimana harga sahamnya 486. Namun ACES berada di bisnis consumer cyclical yang sedang bertumbuh bahkan naik dalam sektor consumer, dimana harga wajar tidak selalu menjadi patokan valuasi.

ACES sendiri diketahui bergerak di bidang usaha perlengkapan rumah tangga dan gaya hidup. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Perseroan menjalankan usaha dalam bidang perdagangan, perindustrian, jasa dan perbengkelan.

Dalam prospek bisnisnya ACES masuk dalam data penjualan riil. Dimana berdasarkan data dari Bank Indonesia dalam Data Penjualan Rill hingga Desember 2022, kinerja penjualan eceran diprakirakan tumbuh positif pada Desember 2022. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2022 diprakirakan tumbuh positif sebesar 2,7% (yoy). Kinerja penjualan eceran yang tumbuh positif tersebut diprakirakan didorong oleh tetap kuatnya pertumbuhan Subkelompok Sandang, Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, serta Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.

Hal ini menandakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih tinggi, tercermin dalam IPR diprediksi naik pada Desember 2022. Selain itu juga dibuktikan pada laporan keuangan Q3 2022 pada ACES mengalami kenaikan laba. ACES membukukan laba bersih Rp351,71 miliar dan tumbuh 8,94% sepanjang Q3 2022.

2. AKRA (PT AKR Corporindo Tbk) - Sektor Energy

Sama halnya dengan ACES yang mengalami kenaikan kinerja, AKRA pun begitu. Terlihat pada tabel dibawah kenaikan kinerja AKRA selama periode 2022.

Kuartal

EPS 2021

EPS 2022

Q1

15

21

Q2

12

26

Q3

12

30

Q4

16

-

Rasio AKRA bisa dilihat dalam tabel di bawah:

Ratio

AKRA

Standar Sektoral

Harga Closing per 26/01/2023

1400

-

BV

503.92

-

PBV

2.78

1

PER

13.48

6

GPM

7.87%

>75%

NPM

4.52%

>5%

ROE

20.61%

>8.32%

ROA

7.81%

>5,98%

DER

143.72%

<100%

Cash Ratio

37.64%

>100%

AKRA secara harga wajar buku (BV) juga termasuk mahal, namun sektor bisnis AKRA sedang seksi-seksinya. Bisnis AKRA Bergerak di bidang Infrastruktur Logistik, Perdagangan dan Distribusi Bahan Kimia Dasar, Distribusi BBM, dan Pertambangan dan Perdagangan Batubara. Rincian bisnis AKRA:

  • Pendistribusian bbm menggunakan kapal tanker, tongkang, jalur laut.
  • Bisnis logistiknya, termasuk terminal tangki penyimpanan, transportasi darat dan laut, dan penanganan pelabuhan.
  • Distributor bahan kimia, untuk para industri seperti industri consumer goods, tekstil, rayon, kaca, alumina, dll. AKRA juga punya terminal tangki di Indonesia untuk bahan kimianya tersebut.
  • Memiliki JIIPE berlokasi di gresik, JIIPE adalah kawasan terintegrasi pertama di Indonesia, dengan luas total 3.000 hektar, terdiri dari kawasan industri, pelabuhan serbaguna, pusat logistik, kawasan berikat, area rekreasi, area komersial, dan kota mandiri. Tujuan utama JIIPE adalah memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi biaya logistik.
  • Lubricants, bisnis distribusi pelumas. Diketahui AKRA bisnis terhadap transportasi laut dan kawasan industri, jadi pelumas ini juga untuk k endaraan industri, kelautan, pertambangan, dan komersial.

AKRA memiliki bisnis yang cukup banyak dan saling berkaitan. Prospek bisnis AKRA cukup menarik. AKRA pun baru saja berhasil menjual 42 hektare (ha) lahan JIIPE sepanjang 2022 dengan membukukan pendapatan hingga Rp 1,4 triliun. Pabrik pengolahan (smelter) tembaga terbesar yang memiliki kapasitas produksi sebesar 600.000 metrik ton (MT) saat ini sedang dibangun di Kawasan JIIPE milik AKRA.

Selain itu, dari sektor transportasi dan logistik, sektor ini juga diprediksi hingga akhir 2022 akan mencapai Rp 957,9 triliun setelah pada tahun sebelumnya sebesar Rp 719,6 triliun.

Prediksi ini berdasarkan analisis SCI atas data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai triwulan III-2022. Data BPS menunjukkan sektor itu tumbuh tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya pada triwulan I-III tahun 2022, berturut-turut sebesar 15,79 persen, 21,27 persen, dan 25,81 persen. Supply Chain Indonesia (SCI) memprediksi kontribusi lapangan usaha atau sektor transportasi dan pergudangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menembus angka Rp 1.090,2 triliun pada 2023.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> ESSA - PT Surya Esa Perkasa Tbk 

3. ESSA - PT Surya Esa Perkasa Tbk - Sektor Basic Materials

ESSA memberikan kinerja positif pada kuartal III 2022. Terlihat pada perbandingan kinerja tahun 2021 dan 2022.

Kuartal

EPS 2021

EPS 2022

Q1

15

21

Q2

12

26

Q3

12

30

Q4

16

-

Rasio ESSA bisa dilihat dalam tabel dibawah:

Ratio

ESSA

Standar Sektoral

Harga Closing per 26/01/2023

1015

-

BV

310.28

-

PBV

3.27

1

PER

7.47

20

GPM

46.35%

>75%

NPM

18.79%

>5%

ROE

43.77%

>8.32%

ROA

16.63%

>5,98%

DER

115.17%

<100%

Cash Ratio

109.00%

>100%

Secara valuasi nilai buku (BV) ESSA juga terbilang mahal, namun dilihat dari kemampuan kasnya dalam membayar kewajiban jangka pendek, ESSA cukup baik dengan Cash Ratio berada di 109%.

Secara sektoral PER ESSA masih dibawah rata-rata industri. Jika melihat prospek bisnis ESSA, Konsumsi Gas Domestik Capai 68,66 Persen hingga Juli 2022, Didominasi Sektor Industri. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan serapan gas untuk domestik hingga Juli 2022 mencapai 3.716BBTUD atau 68,66%. Kenikan konsumsi gas tersebut dapat meningkatkan kinerja pada ESSA.

ESSA memiliki dan mengoperasikan kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) domestik terbesar milik swasta di Indonesia. Bisnis utamanya adalah pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan LPG (campuran Propane dan Butane) dan Kondensat dengan kapasitas 190 TPD (Ton Per Day) LPG dan 500 bpd (barel per hari) Kondensat.

ESSA juga memiliki bisnis produksi Amonia. Ammonia adalah senyawa anorganik berbentuk gas tidak berwarna, terdiri dari Nitrogen dan Hidrogen dengan rumus NH3. Produk Amoniak yang dihasilkan PAU berbentuk cair, disimpan dalam tangki atmosfir pada suhu -33 derajat C. Amoniak digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk. Serta turunan lainnya termasuk bahan peledak, pewarna, pembersih rumah tangga dan nilon.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> SCMA (PT Surya Citra Media Tbk)

4. SCMA (PT Surya Citra Media Tbk) - Media & Entertainment

Kinerja SCMA belum naik begitu signifikan, terlihat pada tabel EPS pada periode 2021 dan 2022.

Kuartal

EPS 2021

EPS 2022

Q1

4

4

Q2

5

4

Q3

5

3

Q4

4

-

Rasio pada SCMA:

Ratio

SCMA

Standar Sektoral

Harga Closing per 26/01/2023

232

-

BV

102.64

-

PBV

2.26

1

PER

15.49

11

GPM

45.33%

>75%

NPM

16.78%

>5%

ROE

14.59%

>8.32%

ROA

9.75%

>5,98%

DER

33.17%

<100%

Cash Ratio

132.41%

>100%

Dari rasio diatas hal paling menonjol adalah hutang terhadap modalnya hanya 33.17% berarti kemampuan membayar kewajibannya cukup baik. Cash ratio berada di 132.41% menandakan kas setara kas SCMA cukup kaya sehingga mampu untuk melunasi kewajiban lancar.

Selain itu SCMA punya beberapa stasiun tv nasional seperti SCMA dan Indonesiar. Dimana menurut survei Kementerian Kominfo adapun stasiun televisi yang paling banyak diakses oleh responden survei ini adalah RCTI dengan persentase 33,3%.

Di urutan selanjutnya ada SCTV, Indosiar, TV One, Trans TV, Trans 7, dan Metro TV dengan rincian seperti terlihat pada grafik.

Diketahui bidang usaha Perseroan meliputi: Televisi; Digital dan Iklan Luar Ruangan; serta Konten dan Lainnya. Perseroan berkomitmen untuk memberikan tayangan, program, konten, dan layanan di bidang media yang bermakna dan memperkaya gaya hidup pemirsa Indonesia.

Melalui dua saluran TV nasional terbesar di Indonesia, yaitu PT Surya Citra Televisi (SCTV) dan PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), berita web portal PT Kapan Lagi Network (KLY), video on demand platform PT Vidio Dot Com (Vidio), dan entitas anak lainnya yang bergerak di bidang konten seperti PT Sinemart Indonesia (SinemArt), PT Screenplay Produksi (SP), PT Screenplay Sinema Film (SSF), PT Indonesia Entertainmen Grup (IEG), PT Indonesia Entertainmen Produksi (IEP), dan entitas-entitas anak lainnya. Perseroan terus mengasah kreativitas dan bekerja keras untuk menghadirkan tayangan yang menghibur, serta informasi yang mengedukasi dan dipercaya pemirsanya.

HALAMAN SELANJUTNYA >>>  SIDO (PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk)

5. SIDO (PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk) - Sektor Farmasi dan Kesehatan


Penurunan kinerja terjadi pada SIDO, dimana jika kita melihat kinerjanya pada periode 2021 dengan 2022.

Kuartal

EPS 2021

EPS 2022

Q1

9

10

Q2

8

5

Q3

12

9

Q4

13

-

Rasio SIDO bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Ratio

SIDO

Standar Sektoral

Harga Closing per 26/01/2023

770

-

BV

117.5

-

PBV

6.55

1

PER

24.05

15

GPM

53.31%

>75%

NPM

27.56%

>5%

ROE

27.25%

>8.32%

ROA

24.85%

>5,98%

DER

9.65%

<100%

Cash Ratio

287.76%

>100%

Secara valuasi memang SIDO sudah cukup mahal. Namun SIDO termasuk salah satu perusahaan bertumbuh, meskin kinerja pada tahun 2022 mengalami penurunan pada kuartal II dan III tahun 2022, namun investor masih meyakini bahwa prospek bisnis SIDO masih cukup baik. Dimana ketika kinerja kuartal II 2022 turun, harga saham SIDO juga turun hingga ke range 630, namun harganya kembali naik ke area 700 an karena kepercayaan investor bahwa penurunan sebelumnya adalah harga diskon sahamnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari industri kimia, farmasi, dan obat tradisional sebesar Rp58,08 triliun pada kuartal III/2022. Nilai tersebut terkoreksi 3,50% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) yang sebesar Rp60,19 triliun.

Koreksi ini terjadi setelah industri kimia, farmasi, dan obat tradisional berhasil meraih kinerja positif sepanjang pandemi Covid-19. Hal itu mengingat tingginya permintaan masyarakat untuk produk-produk dari industri ini selama pagebluk. Hal ini yang membuat kinerja SIDO turun pada kuartal II dan III tahun 2022.

SIDO memiliki ruang lingkup kegiatan usaha dalam perindustrian jamu dan farmasi, perdagangan, pengangkutan darat, jasa, dan pertanian. Usaha perindustrian meliputi usaha obat-obatan (farmasi), jamu dengan merek TolakAngin dan Kuku Bima, bahan jamu, kosmetika, minuman dan makanan yang berkaitan dengan kesehatan, serta alat-alat elektronik yang berhubungan dengan kesehatan. Usaha perdagangan, termasuk dagang impor, ekspor, interinsulair, keagenan, leverensir, grosir, pengadaan (supplier), dan distributor.

Usaha pengangkutan darat meliputi ekspedisi dan pergudangan serta transportasi pengangkutan dalam rangka menjalankan usaha perindustrian dan perdagangan tersebut. Usaha pertanian meliputi konservasi tanaman obat dan satwa untuk dipergunakan sebagai obyek penelitian bahan-bahan jamu dan kosmetika.

HALAMAN SELANJUTNYA >>>  SRTG (PT Saratoga Investama Sedaya Tbk)

6. SRTG (PT Saratoga Investama Sedaya Tbk) - Sektor Financial

Berbeda dari SIDO, kinerja SRTG pada kuartal III 2022 justru mengalami kenaikan.

Kuartal

EPS 2021

EPS 2022

Q1

85

263

Q2

1041

-19

Q3

-89

283

Q4

798

0

Rasio SRTG bisa kita lilhat pada tabel dibawah ini:

Ratio

SRTG

Standar Sektoral

Harga Closing per 26/01/2023

2470

-

BV

4595.98

-

PBV

0.54

1

PER

3.51

12

GPM

-

>75%

NPM

521.25%

>5%

ROE

15.29%

>8.32%

ROA

14.31%

>5,98%

DER

6.84%

<100%

Cash Ratio

5.45%

>100%

Pada rasio diatas, terlihat jelas bahwa secara BV (Book Value) SRTG masih dibilang murah karena harga sahamnya berada dibawah harga wajar bukunya. Hal ini yang menarik dari SRTG.

SRTG bergerak di bidang investasi, salah satunya ada investasi ke perusahaan batu bara yaitu ADRO, diketahui pada periode selama 2022 laba SRTG meningkat tajam karena didukung investasi pada sektor komoditas salah satunya batu bara. Kemudian SRTG juga ada investasi di MEDC (Medco) pengilangan minyak dimana kemarin harga minyak dunia juga naik di 2022 dari awal januari 2022 hingga juni tahun 2022. Dimana ada MPMX juga di bisnis otomotif, dimana sektor otomotif ini juga mengalami kenaikan pada 2022.

Rata-rata SRTG berinvestasi pada perusahaan cyclical atau bersiklus, dia juga ada investasi pada pertambangan emas, dimana kita tahu emas sedang naik-naiknya, emas sudah berada di lever US$ 1900 an, hal ini akan berpengaruh pada laba Q4 2022 dan Q1 2023 SRTG.

Bisnis SRTG merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi. Perusahaan berinvestasi dalam tiga sektor; konsumen, infrastruktur, dan sumber daya alam. Portofolio investasi sumber daya alamnya termasuk perusahaan yang bergerak dalam industri batu bara, seperti PT Adaro Energy Tbk; perkebunan minyak kelapa sawit, seperti PT Provident Agro Tbk; eksplorasi gas dan minyak bumi, seperti Interra Resources Ltd, dan pertambangan tembaga dan emas, seperti Sihayo Gold Ltd.

Portofolio investasi infrastrukturnya mencakup perusahaan yang bergerak dalam penyewaan menara telekomunikasi, seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk; industri pembangkit listrik, seperti PT Medco Power Indonesia; pengilangan minyak, seperti PT Tri Wahana Universal; layanan jalan tol dan konstruksi, seperti PT Nusa Raya Cipta Tbk, serta Seroja Investment Ltd. Portofolio investasi konsumennya mencakup perusahaan yang bergerak dalam industri otomotif, seperti PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk, dan properti, seperti PT Etika Karya Usaha.

Berdasarkan hasil pemaparan terhadap 6 emiten diatas, emiten-emiten tersebut memiliki kinerja yang tidak terlalu buruk bahkan bisa dibilang masih cukup baik sehingga layak mendarat di daftar indeks LQ45.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular