
Agak Santai Pekan Lalu, IHSG Bisa Tembus 7.000 Hari Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham dalam negeri masih mampu menorehkan kinerja yang positif di sepanjang pekan lalu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,35% secara mingguan dan ditutup di 6.898,98 pada perdagangan Jumat (27/1/2023).
Perdagangan hanya berlangsung 4 hari karena di awal pekan bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek.
Dalam 4 hari perdagangan tersebut, IHSG terpantau menguat 2 hari dan melemah 2 hari. Penguatan IHSG terjadi di awal dan akhir pekan.
Investor asing terpantau juga mencatatkan net buy di pasar saham dalam negeri. Pada periode 24-27 Januari 2023, asing net buy saham Rp 1,12 triliun di seluruh pasar.
Untuk pekan ini sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar keuangan datang dari dalam dan luar negeri.
Dari dalam negeri akan ada rilis data inflasi bulan Januari 2023. Bank Indonesia (BI) melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) di minggu keempat Januari memperkirakan laju inflasi tahunan bisa mencapai 5,33% atau lebih rendah dari bulan Desember yang mencapai 5,51%.
Dari luar negeri, komite pengambil kebijakan Fed (FOMC) juga akan menggelar rapat penentuan kebijakan moneter AS.
Ekspektasi the Fed akan mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga acuan tercermin dari data CME FedWatch probabilitas kenaikan 25 basis poin (bps) yang mencapai 98,4%.
The Fed yang berpotensi mengerek suku bunga hanya acuan ke 4,75% juga membuat pasar saham AS sumringah.
Indeks Dow Jones naik tipis 0,08% pada perdagangan Jumat (27/1/2023). Di saat yang sama, indeks S&P 500 naik 0,25% dan indeks Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi 0,95%.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG pekan lalu, indeks bergerak naik mendekati level psikologis 6.900 dan batas atas BB terdekat di 6.967.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI ditutup sedikit naik ke 59,26.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 masih berada di atas MA 26.
Dalam jangka pendek IHSG berpeluang menguji area psikologis 6.900 terlebih dahulu. Apabila pada penutupan level psikologis 6.900 tertembus, maka jalan IHSG menuju 7.000 semakin terbuka lebar.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat