Kecuali Nikkei, Bursa Asia Berakhir Cerah Hari Ini

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Kamis, 26/01/2023 16:56 WIB
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup menguat pada perdagangan Kamis (26/1/2023), karena investor mencerna data ekonomi yang dirilis di kawasan tersebut pada pekan ini.

Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melejit 2,37% ke posisi 22.566,779, Straits Times Singapura menguat 0,73% ke 3.377,19, KOSPI Korea Selatan melesat 1,6% ke 2.468,65, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat 0,51% menjadi 6.864,82.

Namun, untuk indeks Nikkei 225 Jepang pada hari ini ditutup turun 0,12% menjadi 27.362,8.


Sementara untuk pasar saham China masih belum dibuka karena masih libur Imlek, sedangkan indeks ASX 200 Australia tidak dibuka pada hari ini karena sedang libur nasional memperingati Australia Day.

Indeks Hang Seng langsung melesat setelah libur Imlek 2022. Selain itu, saham-saham kelas berat yang terdaftar di bursa Hong Kong juga menjadi penopang Hang Seng hari ini.

Saham teknlogi produsen gadget yakni Xiaomi dan Lenovo melesat masing-masing 12,48% dan 3,54%. Sedangkan saham properti China juga melesat seperti saham Longfor Group yang melonjak 8,2%, saham Logan Group yang melesat 7,35%, dan saham Country Garden Holdings yang menanjak 5,9%.

Saham produsen otomotif juga terpantau melesat, seperti saham BYD melesat 5,83% dan saham Geely melonjak 6,81%.

Dari Korea Selatan, ekonominya pada pada kuartal IV-2022 terpantau mengalami kontraksi, karena tingkat pengeluaran turun kembali ke level normal setelah sempat mencapai titik tertinggi pascapandemi.

Pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan pada kuartal IV-2022 turun menjadi -0,4% secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), dari sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 0,3% (qtq) pada kuartal III-2022.

Hasil ini pun berada di bawah ekspektasi para ekonom yang meramalkan kontraksi sebesar 0,3% qtq.

Mengutip data Bank of Korea (BoK) yang dirilis hari ini, angka ini menjadi kontraksi ekonomi pertama sejak kuartal II-2020.

Konsumsi swasta turun sebesar 0,4%, karena pengeluaran untuk barang tahan lama seperti peralatan rumah tangga, pakaian, hingga alas kaki dan jasa seperti restoran dan layanan akomodasi keduanya menurun.

Namun, konsumsi pemerintah masih naik sebesar 3,2%, dengan peningkatan pada pengeluaran untuk barang dan tunjangan kesehatan.

Investasi konstruksi naik 0,7% karena konstruksi non-perumahan meningkat. Investasi fasilitas juga meningkat sebesar 2,3%, didorong oleh peningkatan investasi mesin.

Ekspor anjlok sebesar 5,8% karena ekspor barang-barang seperti semikonduktor dan bahan kimia menurun. Impor juga turun 4,6% karena penurunan impor minyak mentah dan logam dasar.

Sementara itu, secara tahunan (year-on-year/yoy), PDB Negeri Ginseng tercatat sebesar 1,4%, menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 3,1% (yoy) dan juga di bawah ekspektasi sebesar 1,5%.

Sedangkan dari Jepang, bank sentral (Bank of Japan/BoJ) menekankan perlunya mempertahankan kebijakan moneter saat ini, termasuk membiarkan kontrol kurva imbal hasil (yield curve control/YCC) tidak berubah, menurut Ringkasan Pendapat dari pertemuan terakhirnya yang diterbitkan Kamis.

"Bank sentral perlu melanjutkan kontrol kurva imbal hasil saat ini, mengingat prospek bahwa akan membutuhkan waktu untuk mencapai target stabilitas harga 2% secara berkelanjutan dan stabil," kata rilis tersebut, mengulangi pendiriannya yang tidak berubah terhadap target inflasinya.

Dengan ini, maka BoJ akan melanjutkan operasinya untuk membeli obligasi pemerintah Jepang (Japan Government Bond/JGB) sebagai tanggapan atas tekanan ke atas pada yield JGB tenor 10 tahun.

Nikkei melaporkan awal pekan ini bahwa BoJ mengungkapkan memegang secara teknis lebih dari 100% dari beberapa JGB 10 tahun utama, atau berjalan lebih tinggi dari jumlah penerbitan.

"Telah ada tekanan ke atas pada suku bunga jangka panjang, dan distorsi pada kurva imbal hasil belum hilang," kata BoJ dalam Ringkasan Pendapatnya, mencatat pembelian tambahan JGB sebagai salah satu dari banyak opsi tindakan yang dapat dilakukan. untuk menjaga kurva imbal hasil terkendali dalam kisaran toleransinya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor