Bukannya Kudet, Ini Alasan BRI Tak Sepenuhnya Jadi Digital
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengandalkan konsep hybrid bank untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air. Terlebih, 99% entitas bisnis di Indonesia masih di segmen UMKM.
Data kementerian Koperasi dan UKM mencatat di segmen usaha mikro jumlahnya mencapai sekitar 62,1 juta unit, segmen usaha kecil 757.090 unit, usaha menengah 58.627 unit dan besar 5.460 unit.
Direktur Utama BRI, Sunarso menyebut, bahwa masyarakat kecil atau di segmen UMKM lebih memilih lembaga keuangan yang locally embedded. "BRI hadir dengan konsep hybrid bank," tukasnya dalam BRI Microfinance Outlook 2023 di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Dia menjelaskan, bahwa masyarakat di segmen bawah tetap memerlukan kehadiran perbankan karena belum semua masyarakatnya sudah melek digital. BRI pun membekali para mantrinya dengan platform digital, pun mengembangkan agen BRILink sebagai outlet terdepan yang berada di lingkungan masyarakat.
"Maka kemudian agen menggunakan platform digital tetapi tetap berinteraksi dengan nasabah secara konvensional. Dan menggunakan human touching bukan fully digital touch. Hybrid itu paling penting," ucap Sunarso.
Data teranyar, sebutnya, BRI memiliki agen BRILink sebanyak 590 ribu agen. Sementara volume transaksi yang dilakukan masyarakat melalui agen BRILink mencapai Rp1.400 triliun.
"Jadi masyarakat di bawah sana butuh locally embedded bank. Dengan human touching tapi bisnis proses secara digital," tandasnya.
(bul/bul)