
Kerjasama Dengan China, Saham BNBR Melesat Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT. Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) ngamuk +4% pada 10 menit perdagangan pertama Rabu (25/01/2023). Dimana selama seminggu terakhir BNBR sudah melesat 16% dari harga Rp 66 ke Rp 77 per saham.
Kenaikan BNBR dalam sepekan didukung oleh konsorsium BNBR dengan China Envision dan Raksasa Komoditas Global Glencore bernama Indo-Pasific Net-Zero Battery-Materials Consortium (INBC) untuk membangun kawasan industri nikel di Sulawesi.
Tujuan dari pembentukan konsorsium tersebut untuk mengeksplorasi investasi ke industrial park terkait rantai pasok nikel global. Dalam acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, minggu lalu, Direktur Utama BNBR Anindya Bakrie memaparkan, proyek kawasan industri di Sulawesi yang direncanakan akan seluas 2.000 hektar tersebut bakal membutuhkan dana investasi, mulai dari smelter nikel hingga pabrik baterai, mencapai USD 9 miliar.
CEO anak usaha BNBR di bidang distributor EV PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W. Setijono bilang, perseroan berencana mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi Tengah atau Sulawesi Tenggara untuk menyuplai kawasan industri tersebut.
Dilansir Reuters, Gilarsi mengatakan konsorsium tersebut menargetkan produksi prekusor berbasis nikel yang digunakan untuk pembuatan baterai EV pada 2026 dengan kapasitas tahunan setara dengan 120 GWh yang nantinya akan dijual ke pasar Inggris dan Eropa. Tambang tersebut akan memiliki cadangan yang cukup untuk sekitar 140 Gigawatt-hours (baterai) dalam 25 tahun ke depan.
Gilarsi juga mengatakan, perseroan mematok target produksi baterai EV setara dengan 20 GWh per tahun, baik untuk pasar domestik maupun ekspor, pada 2028 mendatang. Konsorsium akan melakukan studi pra-kelayakan (pre-feasibility) pada Maret dan memperkuat investasi masing-masing perusahaan setelah itu. Grup Bakrie sendiri, kata Gilarsi, berharap menjadi pemegang saham pengendali.
Gilarsi pun menuturkan VKTR akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) senilai USD60 juta pada paruh pertama 2023. IPO tersebut bertujuan untuk berinvestasi di produksi EV sendiri.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/pap)