Menggiurkan! 5 Saham Terlikuid Dengan Dividen Bikin Tajir
Jakarta, CNBC Indonesia - Musim laporan keuangan 2022 segera dimulai. Ini sekaligus menandai masuknya musim pembagian dividen tahun buku 2022 sesaat setelahnya.
Dari deretan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada sejumlah saham pembagi dividen menarik. Bahkan, tak sedikit diantaranya yang merupakan anggota indeks paling likuid, LQ45.
Indeks LQ45 sendiri merupakan salah satu indeks yang terdiri dari 45 saham unggulan sehingga banyak dikoleksi oleh para investor pasar modal karena memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Berikut sejumlah saham LQ45 dengan sejarah pembagian dividen yang menggiurkan.
1. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)
Bukit Asam membagikan dividen dalam jumlah besar setiap tahunnya. Pada tahun buku 2021, perseroan membagikan dividen dengan besaran 100% dari laba bersih 2021 senilai Rp 7,9 triliun atau Rp 688,51 per saham.
Inalum atau MIND merupakan pemegang saham perseroan sebagai Holding BUMN tambang yaitu sebesar 65,93%. Selanjutnya, masyarakat di bawah 5 persen memegang 33,78% saham PTBA.
Pada kuartal III, perseroan mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 10 triliun. Sementara laba bersih tersebut melonjak 109,75% yoy dari sebelumnya Rp 4,76 triliun.
PTBA menjadi saham LQ45 pemberi dividen terbesar dengan dividend yield hingga 19,29%.
2. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
Emiten tambang ini telah membagikan dividen interim tunai sebesar Rp 4.128 per saham. Corporate Secretary ITMG mengatakan, dividen tersebut telah membayar untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 ke pemegang saham. Total nilai dividen interim yang dibagikan adalah US$ 299,5 juta atau setara Rp 4,68 triliun (kurs Jisdor BI Rp 15.652 per dolar AS).
3. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
ADRO membagikan dividen interimnya dengan nilai mencapai US$ 500 juta. Ini setara sekitar Rp 7,78 triliun jika menggunakan asumsi kurs Rp 15.577 per dolar AS. Nilai ini lebih tinggi 67% dari dividen interim tahun 2021 senilai US$ 300 juta. Nilai tersebut juga menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Pertimbangan pembagian dividen interim tersebut berdasarkan data keuangan per 30 September 2022. Perseroan meraih laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 1,90 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar US$ 4,31 miliar dan total ekuitas sebesar US$ 6,28 miliar.
4. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)
Seperti diketahui, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah membagikan dividen tahun buku 2021 sebesar US$ 205.955.966 setara Rp 3,016 triliun atau Rp 124,42 per lembar saham kepada Pemerintah dan Pemegang Saham. Angka dividen tersebut setara 67,8% dari laba bersih PGN tahun 2021.
5. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)
Emiten rokok HM Sampoerna telah membagikan dividen sebesar Rp 7,36 triliun atau Rp 63,3 per saham, yang berasal dari laba Perseroan tahun buku 2021 tahun ini. Riwayat emiten yang royal bagi dividen setiap tahun sudah tidak diragukan lagi. Nominal dividen per saham HMSP memang terus menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat kebijakan cukai yang menekan laba bersih. Meskipun begitu, penurunan harga saham membuat dividend yield-nya semakin menarik.
(RCI/dhf)