Bursa Jepang-Australia Hijau Lagi, Sayang IHSG Gak Ikutan

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
24 January 2023 15:54
Bursa Asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik, terutama bursa saham Jepang dan Australia ditutup di zona hijau pada Selasa (24/1/2023), di tengah prospek cerahnya kinerja keuangan emiten pada tahun 2022.

Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melonjak 1,46% ke posisi 27.299,199 dan indeks ASX 200 Australia berakhir menguat 0,44% menjadi 7.489,8.

Namun sayangnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,2% ke posisi 6.860,85 setelah libur Imlek 2022.

Sementara untuk pasar saham China, Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura pada hari ini masih belum dibuka karena masih libur Imlek 2022.

Dari Jepang, aktivitas manufaktur tidak banyak berubah dan masih cenderung lesu pada Januari 2023 karena pelemahan ekspor bertahan di tengah prospek global yang memburuk.

Data flash reading dari aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada purchasing manager's index (PMI) versi Jibun Bank periode Januari 2023 tercatat masih sama seperti pada Desember 2022, yakni di angka 48,9. Hal ini menandakan bahwa sektor manufaktur di Jepang masih berkontraksi pada bulan ini

Aktivitas pabrik yang masih cenderung lemah mengaburkan harapan para pembuat kebijakan bahwa pembicaraan upah utama di bulan-bulan mendatang akan mengimbangi tekanan kepada konsumen dari inflasi tertinggi 41 tahun dan membantu mempertahankan pemulihan pasca-pandemi yang rapuh.

Selain data aktivitas manufaktur, Jepang juga telah merilis data flash reading dari data aktivitas jasa (PMI Jasa) periode Januari 2023, di mana angkanya cenderung meningkat menjadi 52,4, dari sebelumnya pada Desember 2022 di angka 51,1. Dengan ini, maka sektor jasa Jepang makin berekspansi.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan sektor manufaktur di Jepang. Sektor jasa Jepang kembali bergeliat setelah adanya pelonggaran pembatasan Covid-19 yang membuat para pelancong mancanegara kembali berbondong-bondong berwisata kembali ke Jepang.

Di lain sisi, pada pekan ini di kawasan Asia-Pasifik, beberapa data ekonomi penting akan dirilis. Di Australia, data seperti PMI manufaktur periode Januari 2023 dan inflasi periode kuartal IV-2022 akan dirilis pekan ini. Sedangkan data lainnya seperti pertumbuhan ekonomi Korea Selatan periode kuartal IV-2022.

Pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang juga ditutup menghijau pada perdagangan kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,76%, S&P 500 melesat 1,18%, dan Nasdaq Composite melejit 2,01%.

Investor semakin optimis jika bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mulai mengendurkan kebijakan moneternya. Polling CME Group Data menunjukkan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin (bp) kini mengarah 100%.

Sebagai catatan, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 425 bp sejak Maret 2022 menjadi 4,25-4,50%.

The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 75 bp pada periode Juni, Juli, September, dan Oktober 2022. Kenaikan suku bunga diturunkan sebesar 50 bps pada Desember 2022.

The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 31 Januari-1 Februari 2023.

Selain itu, musim rilis kinerja keuangan juga menjadi perhatian pasar pada pekan ini. Di AS, Sebanyak 57 perusahaan di indeks S&P sudah merilis laporan keuangan kuartal IV-2022. Sebanyak 63% dari mereka menunjukkan pencapaian di atas ekspektasi.

Analis memperkirakan pendapatan perusahaan di indeks S&P pada kuartal IV-2022 akan turun 3% dibandingkan periode sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Sepi Karena Masih Banyak yang Libur, IHSG Bisa Sumringah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular