Jelang Pengumuman BI Rate, IHSG Melemah di Awal Perdagangan
Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Rabu (19/01/23) jelang pengumuman suku bunga acuan BI. Pada pukul 09.02 IHSG turun tipis 0,09% menjadi 6759,94.
Statistik perdagangan menunjukkan ada 165 saham yang mengalami penurunan, 145 saham menguat dan 216 saham stagnan.
Per pukul 09.05 sebanyak 1 miliar saham terlibat yang berpindah tangan sebanyak 61 ribu kali. Nilai perdagangan pagi ini tercatat sekitar Rp 456 miliar.
Saham-saham dengan kapitalisasi raksasa terpantau turun hingga membebani gerak IHSG. Dengan kerugian utama berasal dari Telkom Indonesia disusul Indo Tambang Raya dan Bank Negara Indonesia.
Wall street menjadi momok pelemahan IHSG pagi ini. Pasalnya, semalam tiga indeks utamanya ditutup ambles lebih dari 1% setelah rilis data penjualan retail yang mengecewakan, sementara itu PHK 10.000 karyawan olehMicrosoft memberikan sentimen negatif dan sukses membuat sahamnya turun lebih dalam.
Dow Jones Industrial Average turun 1,81% menjadi 33.296,96, sementara S&P 500 ambles 1,56% menjadi 3.928,86, sekaliguslevel terendah sejak 15 Desember, dan Nasdaq Composite jatuh 1,24% berakhir di posisi 10.957,01, menghentikan kenaikan 7 hari beruntun.
Dari dalam negeri, para pelaku pasar tengah fokus memasang mode 'wait and see' kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI). BI sudah memulai Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin, dan hasilnya akan diumumkan hari ini.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia mayoritas memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan. Namun yang menarik beberapa memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga acuan.
Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 menjadi 5,75%.
Sebanyak tiga institusi/lembaga memproyeksi BI akan menahan suku bunga di level 5,50%.
Hal ini membuat pelaku pasar menaruh perhatian penuh, sebab jika suku bunga ditahan, tentunya ada risiko rupiah kembali tertekan.
Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 200 basis poin pada periode Agustus-Desember 2022 menjadi 5,50%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 4,75%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6,25%.
BI bahkan secara agresif menaikkan suku bunga sebesar 50 bps selama tiga bulan pada September, Oktober, dan November 2022. Kenaikan suku bunga sebesar 200 bps adalah yang paling agresif sejak 2005.
(RCI/dhf)