Ada Prediksi BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Melemah Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 19/01/2023 09:11 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat pada awal perdagangan Kamis (19/1/2023). Perhatian hari ini tertuju pada pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).

Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung melemah 0,23% ke Rp 15.120/US$. Depresiasi bertambah menjadi 0,37% ke Rp 15.140/US$ pada pukul 9:06 WIB.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia mayoritas memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan. Namun yang menarik beberapa memperkirakan Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega akan menahan suku bunga acuan.


Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 menjadi 5,75%.

Sebanyak tiga institusi/lembaga memproyeksi BI akan menahan suku bunga di level 5,50%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 5,50% pada bulan ini sejalan dengan melandainya inflasi umum dan inti.

"Selain terkendalinya inflasi, kinerja dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama, cenderung terkoreksi sehingga mendorong penguatan rupiah," tutur Josua, kepada CNBC Indonesia.

Josua menambahkan nilai tukar rupiah juga diperkirakan akan menguat sejalan dengan rencana revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan operasi moneter valas BI.

Transaksi berjalan juga diperkirakan masih akan surplus pada tahun ini akan menopang rupiah.

"Meskipun demikian, BI masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga sekitar 50-75 bps hingga akhir tahun ini sekiranya risk-off sentiment di pasar keuangan global cenderung meningkat ke depannya," imbuh Josua.

Hal ini membuat pelaku pasar menaruh perhatian penuh, sebab jika suku bunga ditahan, tentunya ada risiko rupiah kembali tertekan

Sementara itu, ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan BI masih akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.

"Kami masih melihat ruangan peningkatan bunga acuan seiring dengan potensi (meningkatnya) inflasi inti dan kenaikan suku bunga The Fed yang akan berlanjut meski pada fase yg lebih lambat," tutur Irman.


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS