Cerita Lengkap 'Nyali' Jokowi yang Bikin IHSG Lompat 1% Lebih
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lompat 1,28% ke level 6.773,44 hingga sesi I hari ini, Selasa (17/1/2023). Penguatan ini tak lepas dari apresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Tadi pagi rupiah sudah menyentuh Rp 14.975/US$. Ini merupakan level terkuat sejak 20 September 2022.
Jika diusut lebih dalam, penguatan rupiah terjadi sebagai imbas sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi resmi merevisi aturan tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019.
Perubahan ini dimaksudkan dalam rangka meningkatkan cadangan devisa negara karena selama ini hasil ekspor Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Bayangkan, Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 31 bulan beruntun, namun fakta ini tidak lantas membuat cadangan devisa (cadev) menguat.
Surplus selama 31 bulan beruntun membuat nilai ekspor Indonesia menyentuh US$ 609,1 miliar atau lebih dari Rp 9.500 triliun. Sayangnya, posisi cadangan devisa (cadev) justru tidak bergerak jauh di kisaran US$ 130-140 miliar pada rentang 31 bulan tersebut.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2022 mencapai US$ 137,2 miliar, jauh lebih kecil dibandingkan Thailand (US$ 201,9 miliar per Oktober 2022), Singapura (US$ 282,2 miliar), India (US$ 534,02 miliar), serta Korea Selaran (US$ 414 miliar).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa kebijakan revisi ini diambil karena dirinya ingin eksportir menaruh devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri dalam kurun waktu tertentu. Dengan pundi-pundi dolar ini, maka kondisi eksternal Indonesia semakin kuat jika harus menghadapi guncangan ke depannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sesuai arahan Presiden Jokowi dalam rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan, Rabu (11/1/2023).
"Melalui PP 1 kita akan atur supaya devisa itu masuk dulu sehingga akan memperkuat devisa kita," tegas Airlangga.
(dhf/dhf)