
Hillcon IPO, Bosnya Masih 23 Tahun, Saingan Anak Haji Isam?

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat tertunda di tahun 2022, proses penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) PT Hillcon Tbk (HILL) akhirnya berlanjut di tahun 2023.
Asal tahu saja, HILL sempat sudah menjajaki proses IPO pada Juni 2022. Kala itu tahapannya sampai dengan bookbuilding dan dinyatakan batal (canceled).
Banyak yang mengaitkan batalnya IPO HILL dengan adanya kasus PKPU anak usahanya yaitu PT Hillcon Jaya Sakti (HS).
Usut punya usut, permohonan PKPU tersebut diajukan oleh PT Intraco Penta Prima Servis yang merupakan anak usaha PT Intraco Penta Tbk (INTA) pada 22 Juni 2022 ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
PKPU tersebut merujuk pada kewajiban HS kepada PT Intraco Penta Prima Servis sebesar Rp 2,2 miliar dan US$ 2,7 juta yang bersumber dari pembelian spare part alat berat untuk kegiatan operasional HS.
Namun pihak manajemen baru-baru ini menepis kabar bahwa pembatalan IPO tahun lalu merupakan imbas dari adanya kasus PKPU ini.
Pihak manajemen HILL menegaskan bahwa status PKPU sudah dicabut dan proses IPO tertunda karena faktor waktu yang mepet dan tidak mencukupi.
Terlepas dari berbagai rumor yang beredar ada perubahan yang terjadi dalam skenario atau struktur IPO HILL.
Apabila mengacu pada prospektus awal yang terbit tahun lalu, HILL berencana melepas sebanyak-banyaknya 2.211.500.000 atau setara dengan 15% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Harganya dipatok di Rp 250-400 untuk setiap 1 sahamnya sehingga total perolehan funding mencapai Rp 552,9 - 884,6 miliar.
Namun di awal tahun ini, ketika HILL mencoba melanjutkan kembali proses IPO, jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 442.300.000 yang setara dengan 15% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Secara persentase masih sama, tetapi secara jumlah yang diterbitkan lebih sedikit. Secara pricing, satu saham HILL dihargai di Rp 1.250-2.000. Sehingga secara target pendanaan juga tidak berubah dengan potensi mencapai Rp 552,9-884,6 miliar.
Emiten yang masuk ke dalam sektor basic materials ini sedang memasuki tahap bookbuilding dalam proses IPO-nya dan dijadwalkan bakal tercatat di bursa pada 15 Februari 2023.
Dari pendanaan tersebut, perseroan mengalokasikan sebanyak 55% untuk modal kerja HS terkait dengan biaya produksi penambangan, termasuk diantaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.
Sementara itu sisanya sebesar 45% akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel. Jenis alat yang akan dibeli yaitu berupa alat berat (main fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.
Untuk diketahui, HILL akan menjadi emiten kontraktor nikel pertama yang IPO. Selain itu, IPO HILL berpotensi menjadi yang terbesar kedua tahun ini secara size jika mengacu pada batas atas harga yang dipatok.
Nilai IPO HILL hanya kalah dari potensi funding yang diperoleh Bank Sumut dengan target Rp 1,5 triliun.
Saham | Harga | Saham | Funding |
CBPE | 150 | 271,250,000 | 40,687,500,000 |
SOUL | 110 | 270,000,000 | 29,700,000,000 |
BEER | 220 | 800,000,000 | 176,000,000,000 |
ELIT | 120 | 500,000,000 | 60,000,000,000 |
CBRE | 108 | 738,000,000 | 79,704,000,000 |
SUNI | 300 | 600,000,000 | 180,000,000,000 |
WINE | 129 | 678,000,000 | 87,462,000,000 |
BMBL | 188 | 280,000,000 | 52,640,000,000 |
LAJU | 150 | 700,000,000 | 105,000,000,000 |
PEVE | 149 | 368,000,000 | 54,832,000,000 |
NAYZ | 120 | 510,000,000 | 61,200,000,000 |
FWCT | 118 | 375,000,000 | 44,250,000,000 |
IRSX | 101 | 1,000,000,000 | 101,000,000,000 |
HILL | 2,000 | 442,300,000 | 884,600,000,000 |
BSMT | 510 | 2,934,798,300 | 1,496,747,133,000 |
PACK | 162 | 308,000,000 | 49,896,000,000 |
Sebagai seorang investor, nilai proceeds IPO yang cenderung besar menjadi poin pertimbangan tersendiri, apalagi ketika kondisi pasar sedang kurang kondusif seperti sekarang ini apalagi adanya sentimen negatif dimana perseroan sempat gagal dalam melaksanakan hajatan IPO-nya tahun lalu sehingga IPO HILL layak diabaikan.
Asal tahu saja, pengendali dan ultimate beneficial owner Hillcon adalah Hersan Qiu. Ia juga menjabat sebagai direktur utama perseroan. Lalu istrinya, Caecilia Sulistiowati menduduki posisi komisaris Hillcon yang juga pemegang 42,5% saham Hillcon Equity Management.
Selain itu, Stanley Qiu pemegang saham 5% Hillcon Equity Management dipercaya sebagai direktur teknologi HILL. Usianya baru 23 tahun (website perusahaan) dan lulusan Nanyang Technological University, Singapura.
Dalam prospektus perseroan tak dijelaskan rinci hubungan Stanley Qiu dengan Hersan Qiu dan Caecilia Sulistiowati. Hanya tertera bahwa Stanley Qiu memiliki hubungan afiliasi dengan anggota direksi perseroan; anggota dewan komisaris perseroan; dan pemegang saham perseroan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
Sanggahan : Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri Anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggungjawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(RCI)