Jelang IPO, Bank Sumut Punya Bos Baru! Ini Sosoknya
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT) menjelang IPO menunjuk Direktur Pemasaran BSMT Hadi Sucipto sebagai Plt Direktur Utama terhitung sejak 5 Januari 2022.
Penunjukkan ini terhitung sampai dengan terpilihnya Direktur Utama PT Bank Sumut yang definitif, seperti yang dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis (12/1/2023).
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mencopot Rahmat Fadillah Pohan dari jabatan Direktur Utama BSMT. Rahmat dikabarkan sedang menjalani pemeriksaan inspektorat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kabar yang sempat beredar di publik menyebut terdapat dugaan kasus layanan mobile banking PT Bank Sumut yang ilegal dan sedang ditangani oleh Polda Sumut.
Mengutip prospektus, bank daerah milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota Sumatra Utara ini telah menggelar penawaran awal atau bookbuilding sebanyak- banyaknya 2,93 miliar saham atau mewakili 23% dari total saham Bank Sumut usai IPO.
Dengan nilai nominal Rp 250 per saham, Bank Sumut mematok harga penawaran pada rentang harga Rp 350 hingga Rp 510 per saham sehingga perseroan berpotensi meraup dana Rp 1,02 triliun hingga maksimal Rp 1,49 triliun.
Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto memastikan, seiring dengan dinamika yang terjadi terkait dengan pergantian pucuk pimpinan Bank Sumut, perseroan memastikan bahwa proses rangkaian IPO tidak akan terganggu dan operasional perbankan juga tetap berjalan normal.
"Bahkan jajaran Direksi dan Komisaris Bank Sumut akan segera melakukan paparan publik kepada investor. Semua masih sesuai jadwal," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (9/1).
Dana yang dihimpun akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung ekspansi bisnis perseroan, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi hingga kredit konsumtif.
"Sekitar 20% sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan, termasuk layanan digital," imbuhnya.
Rinciannya, 10% akan digunakan sebagai belanja modal, termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi. Sementara itu, 10% lainnya akan digunakan untuk belanja operasional berupa pengembangan jaringan ATM, layanan digitalisasi, peningkatan system security, dan pengembangan teknologi informasi lainnya dengan skema manage service.
Ia memaparkan, alokasi 80% dana IPO untuk modal kerja, perseroan menganggarkan dana sebanyak-banyaknya Rp 1,19 triliun untuk mengerek kinerja bisnis, termasuk ekspansi kredit. Adapun, dana IPO maksimal Rp299,34 miliar sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi.
Untuk memuluskan rencana IPO tersebut, perseroan menunjuk empat perusahaan sekuritas, yakni PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kayhian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Bank Sumut dijadwalkan dapat memulai tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 7 Februari 2023.
(tep/ayh)