Bos JP Morgan: The Fed Mungkin Perlu Kerek Suku Bunga Jadi 6%
Jakarta, CNBC Indonesia - CEO JPMorgan Jamie Dimon menyebut bahwa The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga hingga ke level 6% untuk melawan inflasi, angka ini akan lebih tinggi dari yang diperkirakan kebanyakan ekonom dan analis tahun ini.
The Fed sejatinya telah menaikkan suku bunga acuan jangka pendeknya secara agresif sepanjang tahun lalu, dari semula mendekati nol pada bulan Maret menjadi di kisaran 4,25% - 4,5% pada akhir tahun lalu. Para pejabat The Fed sebelumnya juga telah memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga di atas 5% tahun ini.
Dalam wawancara dengan Fox Business Selasa (10/1) pagi waktu New York, Dimon menyebut bahwa bank sentral harus menaikkan suku bunga ke tingkat 5% lalu kemudian mengambil jeda. Dia mengatakan jeda tersebut dilakukan untuk membiarkan para bankir dan ekonom melihat bagaimana ekonomi bereaksi dan apakah inflasi dapat mereda.
Dimon mengatakan jeda tersebut dapat mengungkapkan fakta dan data baru yang dapat digunakan untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam memerangi inflasi tinggi di AS.
"Inflasi tidak akan turun seperti yang diharapkan orang," katanya. "Tapi yang pasti akan turun sedikit."
Jika kondisinya masih urung membaik, Dimon berpendapatan The Fed dapat mulai menaikkan suku bunga pada kuartal keempat dan menyebut kenaikan suku bunga acuan tersebut "mungkin saja 6%."
Perihal kondisi ekonomi, Dimon mengulangi komentar yang dia kerap diungkapkannya sepanjang tahun lalu dan mengatakan meskipun konsumen masih kuat, risiko masih tetap tinggi. Dia mengutip dampak invasi Rusia ke Ukraina dan pengetatan kuantitatif.
Dimon juga menyebut JPMorgan "masih dalam mode perekrutan," meskipun kompetitor seperti Goldman Sachs Group dan Morgan mulai melakukan PHK.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)