Duh, Bursa Asia Mulai Loyo Lagi Nih, IHSG Gimana?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
10 January 2023 08:54
foto : Reuters
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Selasa (10/1/2023), di tengah variasinya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka menguat 0,78% dan Shanghai Composite China naik tipis 0,06%.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong dibuka turun tipis 0,08%, Straits Times Singapura turun 0,16%, ASX 200 Australia melemah 0,19%, dan KOSPI Korea Selatan juga turun tipis 0,09%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah beragamnya pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Senin kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,34% dan S&P 500 turun tipis 0,08%. Namun untuk indeks Nasdaq Composite berakhir menguat 0,63% kemarin.

Indeks padat teknologi Nasdaq membukukan kenaikan terbesar 0,63%, didorong oleh reli hampir 6% di saham Tesla yang sebelumnya ramai-ramai dilego para investor.

Sebelumnya, pada perdagangan hari terakhir pekan lalu tiga indeks utama Wall Street tersebut kompak menguat setelah laporan pekerjaan bulanan menunjukkan perlambatan pertumbuhan upah, memicu harapan bahwa inflasi mereda.

Pasar masih akan cenderung mencerna data tenaga kerja non-farm payrolls (NFP) dan unemployment rate atau tingkat pengangguran yang dipublikasikan Jumat lalu. Data NFP AS per Desember 2022 naik 223.000, dari sebelumnya pada November 2022 sebesar 256.000.

Di lain sisi, tingkat pengangguran di AS pada Desember 2022 terpantau turun menjadi 3,5%, dari sebelumnya sebesar 3,6% pada November 2022.

Selain data tenaga kerja, data non-manufaktur AS dari survei purchasing manager's index (PMI) ISM menunjukkan bahwa sektor tersebut di AS juga menurun menjadi 49,6 pada Desember 2022, dari sebelumnya di angka 56,5 pada November 2022.

Alhasil, sektor non-manufaktur masuk ke zona kontraksi. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Pasar saham di seluruh dunia secara mayoritas memulai tahun 2023 dengan pijakan positif, didorong oleh tanda-tanda bahwa inflasi melambat di AS dan Eropa. Investor berharap bahwa pelambatan ini akan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga dengan tingkat yang lebih kecil.

Tetapi, analis dan ekonom memperkirakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan bank sentral lainnya ingin melihat penurunan inflasi yang berkelanjutan sebelum mempertimbangkan untuk menghentikan upaya pengetatan kebijakan moneter.

Selain makanan dan energi, harga barang dan jasa yang bergejolak dan tumbuh terlalu cepat tampaknya masih membuat The Fed dan bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB) kurang nyaman.

Saat ini, investor sedang menunggu data inflasi berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) di AS, yang akan diterbitkan Kamis pekan ini.

Angka-angka tersebut akan menjadi salah satu sentimen utama dalam pertemuan The Fed akhir bulan ini.

Selain itu, pekan ini juga ditandai dengan dimulainya musim pendapatan dengan bank-bank besar di AS, termasuk JPMorgan Chase dan Bank of America akan melaporkan kinerjanya akhir pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular