
2 Bulan Melantai, Simak Pergerakan Emiten Milik 'Sang Naga'

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten sang Naga Aguan, PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) sejak listing 9 November 2022 lalu hingga saat ini harga sahamnya bergerak fluktuatif. Dari harga penawaran Rp 200 per saham, pada penutupan sesi I siang ini ada di level Rp 204 per saham.
Artinya, selama dua bulan pergerakan saham PDPP masih terbilang cukup positif karena harga sahamnya masih diatas harga IPO, meskipun kenaikannya tipis hanya 1,96%.
Pada pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PDPP langsung melejit 35% atau setara 70 poin ke level Rp 270 per saham. Kenaikan ini menyebabkan transaksi saham PDPP terhenti akibat menyentuh batas atas atawa autoreject (ARA).
Posisi itu disentuh PDPP setelah saham ini ditransaksikan sebanyak 2.392 kali. Adapun nilai transaksinya sebesar Rp 548,13 juta dengan volume sebesar 2,03 juta kali.
IPO Primadaya Plastisindo cukup menarik. Pasalnya, Sugianto Kusuma alias Aguan, Pendiri Agung Sedayu Group berkomitmen menjadi investor strategis PDPP.
Sugianto Kusuma yang merupakan pemilik Agung Sedayu Group juga menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan tersebut. Pada 23 November 2023, Ia membeli sebanyak 12,5 juta lembar saham di harga Rp 214 per saham. Sehingga total kepemilikan saham Aguan di PPDP sebanyak 125 juta lembar saham.
Pasca IPO, tercatat ada 4 pemegang saham yang menjadi pengendali PDPP. Dalam prospektusnya, perusahaan mengungkap kepemilikan perseroan terdiri dari Tirto Angesty sebanyak 1.000.000.000 lembar saham atau setara 40%, lalu ada Lim Kim Guan sejumlah 400.000.000 lembar saham (16%), kemudian Tsai, Meng Chun 400.000.000 lembar saham (16%), dan Chan Yu Lin sebesar 200.000.000 (8%). Sementara kepemilikan publik mencapai 500.000.000 lembar saham (20%).
Tirto Angesty sebagai pemegang saham terbesar juga menjabat Komisaris Utama perseroan. Karena kepemilikannya yang mayoritas, Tirto juga menempatkan anaknya, Kennie Angesty sebagai Direktur Utama di PDPP.
Selain di PDPP, ternyata juga memiliki saham di PT Menara Lima Indonesia (27,5%), dan PT Multi Sarana Plastisindo (3,4%) sekaligus Direktur Utama di perusahaan tersebut. Tirto juga menjadi penanggung jawab di PT Inti Plastik Aneka Karet, dan memiliki pengalaman 40 tahun di industri daur ulang.
Usut punya usut, komitmen Aguan yang dikenal sebagai salah satu Sang Naga tidak terlepas dari kedekatannya dengan Tirto. Keduanya sama-sama aktif di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, sebuah NGO (Non Governmental Organization) yang merupakan lembaga sosial kemanusiaan berpusat di Hualien, Taiwan.
Aguan sendiri menjabat sebagai Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, dimana Tirto menjadi salah satu donatur sekaligus anggotanya. Faktor pertemanan dan kedekatan ini lah yang menjadi alasan dukungan kepada perusahaan.
Seperti diketahui, PDPP melepaskan sebanyak 500.000.000 saham atau sebanyak 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana ini dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per lembar saham dan ditawarkan pada harga Rp 200 per saham. Alhasil, potensi dana yang akan diraup Perseroan berkisar Rp 100 miliar.
(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jejak Aguan, Sebelum Jadi 'Sang Naga'
