
Gaery Djohari, Taipan Di balik Citra Buana (CBPE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pengembang dan pengelola properti, PT Citra Buana Prasida Tbk (CBPE) resmi mencatatkan saham (listing) dengan kode saham CBPE di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Jumat (6/1/2022). Perusahaan menjadi emiten ke-4 yang listing pada tahun ini dan ke-829 di BEI.
Pemegang Saham terbesar antara lain, PT Sandhi Parama Nusa sebanyak 992.031.000 saham dan Gaery Djohari dengan jumlah saham 92.969.000.
Namun secara rinci, di dalam prospektus diketahui bahwa Sandhi Parama Nusa juga 95% sahamnya dimiliki oleh Gaery Djohari dan Wong Pau Sin sebanyak 5%. Lalu secara langsung, PT Sandhi Parama Nusa memiliki 91,43% secara langsung pada PT Citra Buana Nusa dan Gaery Djohari juga secara langsung memiliki 8,57%.
"Gaery Djohari ditetapkan sebagai pengedali dari CBPE berdasarkan Keputusan Direksi di luar rapat pada 17 Juni 2022," jelas prospektus dikutip Jumat (6/1/2023).
Lalu siapa Gaery Djohari? Saat ini Gaery Djohari juga menjabat sebagai komisaris CBPE. Berdasarkan laman resmi CBPE, Gaery merupakan WNI yang lahir di Bandung, umur 46 tahun.
Memperoleh gelar Bachelor of Science, jurusan Computer Science dari University of Southern California di United States of America pada tahun 1998. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2022. Beliau merupakan Pemegang Saham Perseroan dan PT Sandhi Parama Nusa sejak tahun 2017 hingga sekarang.
Dalam IPO, CBPE melepas maksimal 20% sahamnya ke publik atau sebanyak-banyaknya 271.250.000 saham baru sehingga Perseroan memperoleh dana sebesar Rp 40,68 miliar.
Direktur Utama CBPE R. Asep Eddy mengatakan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini akan digunakan untuk pembangunan ruko di kawasan Paskal Hyper Square. Menurutnya hal itu untuk menangkap berbagai peluang ke depan serta demi menjangkau lebih banyak pasar.
"Melalui IPO ini tentu PT Citra Buana Prasida berkomitmen ingin selalu memberikan karya terbaik bagi masyarakat dan Bangsa Indonesia seluruhnya serta khususnya untuk pengembangan perekonomian kota Bandung yang kita cintai," katanya melalui siaran pers, Jumat (6/1/2023).
R. Asep Eddy bersyukur industri properti terus mengalami perbaikan di tengah pemulihan perekonomian saat ini. Berbagai rencana pengembangan kawasan pun terus Perseroan lakukan guna mempertahankan tren pertumbuhan kinerja yang baik.
Sejak dikembangkan pada tahun 2003, Paskal Hyper Square telah menjadi kawasan one stop living dengan luas area sekitar 135.000 m2 yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas meliputi food market, ruko, pusat perbelanjaan, pendidikan, hotel, dormitory dan pusat hiburan.
Selain itu, kata R. Asep Eddy saat ini Perseroan juga memiliki rencana untuk mengembangkan kawasan ekowisata di daerah Cipaku, Bandung, di atas lahan seluas 37.860 m2.
Adapun secara kinerja keuangan, pendapatan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2022 adalah sebesar Rp19,26 miliar, menurun 29,03% dibandingkan dengan Gaperiode yang berakhir pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp27.141.606.383.
Penurunan tersebut terutama disebabkan karena masih terdapat beberapa proses Pengalihan Pemanfaatan/Penggunaan Bangunan Dan Atau Tanah (Ruko) sampai 30 Juni 2022 dan baru bisa diakui sebagai pendapatan setelah terjadi serah terima unit. Namun kendati demikian pendapatan sewa Perseroan meningkat, dimana manajemen Perseroan selalu meningkatkan kinerja marketing sehingga target Pengalihan Pemanfaatan/Penggunaan Bangunan Dan Atau Tanah (Ruko) dan sewa ruko tercapai.
Adapun Laba Komprehensif Tahun Berjalan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2022 adalah sebesar Rp4,14 miliar menurun sebesar 64,97% dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 sebesar Rp11,84 miliar.
"Ke depan manajemen Perseroan akan melakukan efisiensi atas seluruh beban-beban untuk meningkatkan laba komprehensif tahun berjalan," ujar Eddy.
Sisi lain, jumlah Aset Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2022 adalah sebesar Rp199,87 miliar meningkat sebesar 2,46% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp195,06 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan karena penambahan kas dan setara kas, penambahan uang muka, dan penambahan properti investasi.
(tep/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Orang Dekat Istana, Ini Pemegang Saham Terbesar CBPE
