Rupiah Menanti Bukti Valas Milik RI Kembali ke Ibu Pertiwi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 06/01/2023 08:30 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah lagi melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis kemarin. Sementara pada Jumat (6/1/2022) risiko rupiah kembali melemah masih besar, tetapi pelaku pasar juga menanti rilis data cadangan devisa Indonesia.

Seperti diketahui, tirisnya pasokan valuta asing (valas) meski neraca perdagangan surplus 31 bulan beruntun menjadi salah satu faktor yang membuat rupiah sulit menguat.

Cadangan devisa Indonesia sebelumnya mengalami penurunan dalam 7 bulan beruntun sebelum naik pada November lalu. Hal ini sudah bisa memberikan gambaran tirisnya pasokan valas di dalam negeri, padahal seharusnya bisa meningkat sebab neraca perdagangan terus mencetak surplus.


Ditengarai para eksportir menempatkan dolar AS mereka di Singapura. Sebabnya, suku bunga deposito valas di Singapura lebih tinggi ketimbang di Indonesia.

Jika cadangan devisa kembali naik pada Desember, tentunya akan memberikan sentimen positif. Upaya Bank Indonesia (BI) untuk bisa menarik kembali valas tersebut mulai terlihat, dan bisa memperkuat posisi rupiah.

Secara teknikal, rupiah masih tertahan di atas Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.

Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Namun, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sukses kembali ke bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) yang tentunya memberikan peluang penguatan lebih lanjut.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Foto: Refinitiv

Indikator Stochastic pada grafik harian mulai bergerak mendatar dekat wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat kini berada di kisaran Rp 15.600/US$ - Rp 15.590/US$, jika ditembus ada peluang rupiah menguat ke Rp 15.550/US$ - Rp 15.530/US$.

Sementara selama tertahan di atas support, ada risiko rupiah melemah ke Rp 15.630/US$ hingga Rp 15.650/US$. Resisten selanjutnya berada di kisaran Rp 15.700/US$. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS