Thanks Mr. Powell, Harga Emas Melonjak Hampir 2%!

Maesaroh, CNBC Indonesia
05 January 2023 07:25
Pekerja menata perhiasan emas di toko emas Kawasan Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (11/3/2022). Harga emas dunia bergerak melemah pada perdagangan hari ini.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Perhiasan Emas (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik terus berdatangan kepada pemilik emas. Terbaru, datang dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Pada perdagangan Kamis (5/1/2023) pukul 06: 32 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.855,29 per troy ons. Harga emas menguat 0,06%.  Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 16 Juni 2022 atau lebih dari enam bulan terakhir.

Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif emas yang juga naik pada dua hari perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (3/1/2023), emas ditutup menguat 0,79% di posisi US$ 1.854,09 per troy ons.

Dalam tiga hari perdagangan terakhir, emas udah menguat 1,73%. Harga emas masih menguat 2,22% secara point to point dalam sepekan. Harga emas juga menguat 4,9% sementara dalam setahun menanjak 2,5%.

Dalam risalah Federal Open Market Committee (FOMC) yang terbit Kamis dini hari, pejabat The Fed mengisyaratkan untuk mengendurkan kenaikan suku bunga.
Seperti diketahui, The Fed sudah mengerek suku bunga acuan hingga 425 basis points (bps) menjadi 4,25-4,50% pada 2022.

Dengan inflasi yang melandai, pelaku pasar kini berharap Chairman Fed Jerome Powell akan melambatkan laju kenaikan suku bunganya.

"Sejumlah peserta menekankan bahwa penting untuk mengkomunikasikan dengan jelas bahwa perlambatan laju kenaikan suku bunga bukan merupakan indikasi melemahnya tekad Komite untuk mencapai sasaran stabilitas harga atau penilaian bahwa inflasi sudah berada di ambang batas. jalur ke bawah yang terus-menerus, "kata risalah tersebut.

Analis Heraeus Precious Metals, Tai Wong, mengatakan risalah tersebut membuat pelaku emas optimis. Pelaku pasar sudah meyakini jika The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan ke depan seperti yang disampaikan Chairman The Fed Jerome Powell Desember lalu.

Namun, sinyal ada perlambatan kenaikan lah yang membuat pasar optimis terhadap harga emas ke depan.

"Emas masih tetap menguat meski The Fed mengisyaratkan tetap ada kenaikan. Pasar sudah melakukan priced in dengan proyeksi kenaikan suku bunga acuan tersebut," tutur Tai Wong, dikutip dari Reuters.

Sebelum risalah FOMC keluar, harga emas juga sudah melonjak sejak awal pekan karena sejumlah sentimen positif mulai dari menguatnya ancaman resesi hingga melemahnya yield surat utang pemerintah AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular