Akhirnya! Rupiah Catat Penguatan Perdana Pada 2023

Putu Agus Pransuamitra & Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 04/01/2023 15:23 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah akhirnya menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun baru 2023. Sebelumnya, rupiah sudah melemah 2 hari beruntun, di awal perdagangan Rabu (4/5/2022) juga rupiah sempat melemah.

Melansir data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.585/US$, menguat tipis 0,06% di pasar spot.

Indeks dolar AS yang merosot 0,37% hingga sore ini membuat rupiah mampu menguat. Namun, pergerakan masih volatil akibat perdagangan yang masih sepi, dan pasar menanti rilis data-data ekonomi terbaru.


"Kita kembali ke serangkaian data ekonomi, jadi jika akan melihat pergerakan harga yang didorong fundamental," kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank.

Pelambatan ekonomi hingga resesi menjadi perhatian utama, dan terlihat semakin jelas. Di China, sektor manufakturnya mengalami kontraksi dalam beberapa bulan terakhir.

Data dari pemerintah China menunjukkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur pada Desember 2022 sebesar 47, turun dari bulan sebelumnya 48.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya artinya kontraksi, dan di atasnya adalah ekspansi.

PMI manufaktur sudah mengalami kontraksi dalam 3 bulan beruntun, versi pemerintah China.

Laporan dari Caixin lebih lama lagi, kontraksinya sudah dimulai sejak Agustus 2022. Kontraksi tersebut berdampak berdampak besar bagi dunia, sebab China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua, di bawah Amerika Serikat.

Sayangnya, Negeri Paman Sam juga mengalami hal yang sama.

Dana Moneter Internasional (IMF) sudah memberikan memberikan peringatan terkait kondisi tersebut.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan untuk sebagian besar ekonomi global, 2023 akan menjadi tahun yang sulit karena mesin utama pertumbuhan global - Amerika Serikat, Eropa, dan China - semuanya mengalami aktivitas yang melemah.

"Tahun baru akan menjadi lebih sulit daripada tahun yang kita tinggalkan. Mengapa? Karena tiga ekonomi besar - AS, UE, dan China - semuanya melambat secara bersamaan," tuturnya kepada CBS, dikutip Reuters, Senin (2/1/2023).

Dalam kondisi tersebut, dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi diuntungkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS