CNBC Indonesia Outlook 2023

2023 Masih Mau Main Kripto? Baca Ini Dulu!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
02 January 2023 17:00
Ilustrasi/ Bitcoin/Aristya Rahadian
Foto: Ilustrasi/ Bitcoin

Setelah melihat beberapa prediksi dari para pengamat, adapula beberapa prediksi yang berasal dari perusahaan kripto, salah satunya yakni perusahaan media kripto, CoinDesk. Tak hanya CoinDesk, perusahaan dompet digital Bitcoin yakni Coinbase

Berikut proyeksi atau outlook kripto di tahun 2023 berdasarkan CoinDesk dan Coinbase.

 

1. Regulasi Kripto

Tahun 2023 masih menjadi tahun di mana regulasi kripto kembali menjadi perhatian pasar. Bedanya, sepertinya pada tahun 2023, regulasi terkait kripto akan lebih digalakkan.

Hal ini karena berdasarkan dari kasus kejatuhan yang menimpa perusahaan kripto dan berdampak pada aset kripto. Regulasi saat ini cenderung dibutuhkan agar tidak sembarangan orang dapat melakukan penipuan atas dasar perdagangan kripto.

"Akan ada peraturan kripto lebih keras yang diusulkan dan pertempuran 'epik' oleh komunitas untuk melawan bagian-bagiannya yang mengancam desentralisasi," kata Laura Shin, seorang pembawa acara podcast "Unchained".

 

2. Platforms Web3 Semakin Bertumbuh

Kondisi pasar penurunan makro yang lebih besar diharapkan dapat mengalihkan proyek crypto dari spekulasi dan lebih ke arah utilitas.

Menurut analis dari Coinbase, kedepannya evolusi dari ekosistem kripto dapat menempatkan subjek seperti tokenisasi, izin desentralized finance (DeFi), dan platforms Web3

Web3 merupakan istilah dalam teknologi internet. Web3 adalah internet generasi terbaru yang merupakan penerus dari generasi sebelumnya yaitu internet 1.0 dan 2.0. Web3 ini lebih mengutamakan kebebasan dalam berinternet, sehingga sistem desentralisasi lebih diutamakan.

Web3 akan bekerja dengan menggunakan mesin pembelajaran dan juga kecerdasan buatan yang sangat canggih sehingga data yang disajikan kepada penggunanya lebih akurat.

 

3. Pemanfaatan Blockchain Akan Semakin Luas

CEO Indodax, Oscar Darmawan mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi blockchain pun akan sangat menarik.

Pasalnya, perkembangannya diharapkan tidak hanya akan terjadi pada sektor keuangan saja, melainkan, industri lain yang berada di luar ekosistem keuangan turut bakal masuk dan menggunakan teknologi tersebut.

Hal ini dinilai bisa terjadi karena masyarakat akan semakin ramai memperbincangkan DeFi yang mengandalkan teknologi blockchain sebagai tulang punggung operasionalnya.

Dia juga memprediksi bahwa teknologi ini dinilai akan terus berkembang menjadi semakin mudah untuk dipahami.

"Tidak hanya blockchain, metaverse pun akan siap untuk take off karena infrastrukturnya semakin matang. Sehingga, orang akan kian mudah untuk beraktivitas di metaverse. Selain itu, konsep blockchain di bidang kesehatan pun semakin berkembang. Misalnya, bagaimana rumah sakit bisa menggunakan teknologi blockchain untuk menyimpan rekam jejak pasien," imbuh Oscar.

 

4. Bitcoin Halving

Mengutip dari Zipmex, Bitcoin Halving adalah peristiwa di mana imbalan penambang satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok yang terjadi empat tahun sekali, hingga mencapai batas maksimum 21 juta.

Artinya, para penambang (miners) Bitcoin akan mendapat imbalan ketika berhasil menambang atau menambah blok baru dalam jaringan blockchain.

Imbalan tersebut juga akan didapatkan ketika miners berhasil memverifikasi transaksi yang dilakukan oleh pengguna. Namun, imbalan ini bersifat tak permanen.

Setelah mencapai 210.000 blok ditambang, imbalan untuk setiap penambang kemudian dipotong. Momen ini muncul setiap empat tahun sekali dan dikenal sebagai Halving Day Bitcoin.

Hal ini menjadikan bahwa tahun ini menjadi tahun yang menarik bagi investor maupun penambang Bitcoin, karena adanya fenomena tersebut, meski fenomena ini cenderung terjadi pada kuartal akhir 2023.

Bitcoin Halving

 

Oscar mengatakan bahwa masa paling tepat untuk pembelian Bitcoin adalah setahun sebelumnya halving day. Artinya, hal ini akan terjadi pada tahun 2023.

Dia memprediksi bahwa Bitcoin akan memasuki fase jenuh pada 2023 lantaran terseret penurunan harga yang terjadi sejak awal tahun ini. Namun, hal itu akan diikuti dengan koreksi naik sebagai tanda menyambut halving day.

"Pada saat Bitcoin naik, akan diikuti dengan naiknya harga altcoin lainnya. Bull run Bitcoin saya prediksi akan terjadi pada tahun 2024. Namun, tahun yang tepat untuk kembali mengakumulasi kripto adalah pada 2023. Pasalnya, pada tahun setelahnya, harga Bitcoin berpotensi bisa jadi sudah menanjak terlalu tinggi lagi," jelas Oscar Darmawan.

 

Token yang Berkualitas Tinggi Cenderung Akan Diburu

Menurut analisis dari Coinbase, Investor institusional telah mundur dari penyebaran modal mereka ke sebagian besar aset berisiko di semester II-2022, karena kenaikan suku bunga, inflasi tinggi, dan pendapatan ekuitas yang lemah.

Holders Bitcoin

Penghematan itu terjadi bahkan di tengah asumsi bahwa resesi di AS bisa bersifat ringan. Ekspektasi pada rentang waktu resesi dari awal 2023 hingga akhir kuartal I-2024, karena penyangga cadangan yang didukung oleh stimulus dan jumlah yang masih cukup besar lowongan pekerjaan memperkuat data ekonomi.

Mereka akan cenderung menyeleksi aset digital dengan kualitas yang lebih tinggi seperti bitcoin dan Ethereum, berdasarkan faktor seperti tokenomik berkelanjutan, kematangan ekosistem masing-masing, dan likuiditasnya.

Selain itu, banyak aset risiko konvensional masih cenderung lebih baik dan investasi untuk cryptocurrency seperti BTC dan ETH belum bisa diukut dari fundamentalnya, yang akhirnya bisa membuka beberapa peluang.

Coinbase menetapkan probabilitas rendah untuk peluang kripto dari kinerjanya, yang akan memisahkannya dari aset berisiko konvensional dalam beberapa bulan pertama tahun 2023.

Jumlah Penambang Bitcoin Bakal Meningkat Lagi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya di atas, bahwa pada tahun ini hingga tahun 2024, investor akan melihat adanya fenomena Bitcoin Halving, di mana fenomena ini akan membangkitkan kembali Bitcoin dan kripto lainnya.

Namun, Coinbase mencatat bahwa kondisi ekonomi yang memprihatinkan bagi penambang bitcoin tampaknya tidak mungkin membaik dalam waktu dekat, di tengah berlanjutnya pelemahan pasar kripto yang lebih luas.

Data dari Glassnode terbaru menunjukkan bahwa penambang Bitcoin menjual sebesar 135% koin yang ditambang per hari, menandakan bahwa penambang melikuidasi keseluruhan koin yang baru ditambang serta porsinya dari cadangan Bitcoin mereka.

Bitcoin Hashrate

Peristiwa awal November 2022 mendorong peningkatan penambang Bitcoin untuk menjualnya, membawa cadangan penambang agregat kembali ke level yang terakhir terlihat di awal tahun 2022.

Namun, dengan adanya fenomena Bitcoin Halving, maka bisa saja jumlah penambang kembali meningkat, apalagi fenomena ini juga sebagai ajang untuk memberikan penghargaan kepada pihak yang berhasil menambang atau menambah blok baru dalam jaringan blockchain.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular