CNBC Indonesia Research

Ini Jumlah Dividen Bos Batu Bara, Ada Yang Tembus Rp 9,52 T

Market - Feri Sandria, CNBC Indonesia
29 December 2022 07:35
Low Tuck Kwong (Ist Forbes.com) Foto: Low Tuck Kwong (Ist Forbes.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun ini banyak taipan RI semringah, pasalnya batu bara beberapa kali mencatatkan rekor harga tertinggi, ditopang oleh peningkatan permintaan pasca pandemi hingga krisis energi global imbal dari konflik Rusia-Ukraina.

Harga tinggi tersebut ikut memperbaiki kinerja keuangan emiten batu bara, yang ramai-ramai mencatatkan kenaikan laba, bahkan ada juga yang membukukan catatan kinerja laba terbaik sepanjang masa.

Laba yang tinggi serta outlook jangka menengah yang masih relatif aman, membuat sejumlah emiten batu bara mengambil langkah untuk memanjakan para pemegang saham dengan mendistribusikan laba sebagai dividen tunai.

Sejumlah perusahaan batu bara telah membagikan dividen tunai interim degan sebagian lainnya tinggal menunggu uang masuk ke rekening saham. Lalu berapa besar porsi dividen yang diperoleh para bos batu bara emiten raksasa RI?

Low Tuck Kwong, Rp 9,52 triliun

Emiten batu bara terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bayan Resources (BYAN), mengumumkan akan membayarkan dividen interim senilai US$ 1 miliar dolar kepada para pemegang saham. Setiap pemegang saham yang namanya tercatat pada penutupan perdagangan 19 Desember lalu (cum dividen), berhak memperoleh US$ 0,03 atau sejumlah Rp 468,72 per saham yang dimiliki.

Dengan cum dividen yang telah berlalu, dana tersebut akan ditransfer ke rekening pemegang saham pada 5 Januari mendatang.

Mengutip data Kustodian Efek Indonesia (KSEI), pada penutupan perdagangan 19 Desember lalu, Low Tuck Kwong mengempit 20,31 miliar (60,94%) saham BYAN. Artinya pada pekan depan, rekening orang terkaya RI saat ini tersebut akan bertambah gendut, dengan penambahan uang tunai Rp 9,52 triliun.

Kongsi Adaro Ketiban Durian Runtuh

Hingga akhir kuartal ketiga tahun ini, Adaro Energy Indonesia (ADRO) mencatatkan laba bersih senilai US$ 1,90 miliar. Perusahaan akhirnya memutuskan untuk membagikan sebagian laba yang diperoleh kepada investor dalam bentuk dividen tunai interim.

Tahun ini Adaro telah mengumumkan jumlah yang akan dibagikan adalah US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,79 triliun. Angka tersebut merupakan rekor terbesar dalam sejarah perusahaan. Setiap satu saham, investor akan memperoleh US$ 0,016 atau setara dengan Rp 249.

Adapun investor yang berhak memperoleh dividen adalah yang namanya tercatat pada penutupan perdagangan akhir pekan ini (30/12), dengan uang tunai akan ditransfer ke rekening pada 13 Januari mendatang.

Garibaldi 'Boy' Thohir menjadi sosok yang akan memperoleh dividen terbanyak. Dari kepemilikan langsung dirinya akan memperoleh Rp 481,33 miliar. Kemudian keluarga Thohir juga akan memperoleh dividen dari kepemilikan saham di PT Adaro Strategic Lestari. Secara total keluarga Thohir berhak atas Rp 644,80 miliar dividen yang akan dibagikan oleh Adaro. Jika dibagikan rata sesuai kepemilikan saham di PT Trinugraha Thohir, Boy Thohir akan memperoleh tambahan sekitar Rp 150 miliar. Angka yang sama juga akan diperoleh sang adik, Menteri BUMN RI Erick Thohir. Sisanya merupakan bagian kepemilikan dari saudara perempuan dan ibu dari Thohir bersaudara.

Selanjutnya ada Edwin Soeryadjaya yang secara langsung akan memperoleh Rp 256,24 miliar, lalu dirinya juga akan memperoleh bagian dari dividen yang diterima Saratoga senilai Rp 1,18 triliun. Porsi Edwin apabila dibagi rata sesuai besaran kepemilikan saham di sana ditaksir mencapai Rp 584,81 miliar dengan bagian Menteri Pariwisata Sandiaga Uno senilai Rp 254,22 miliar. Lalu sisanya merupakan bagian dari kepemilikan publik di perusahaan investasi tersebut.

Lalu ada TP Rachmat yang secara langsung akan memperoleh Rp 197,83 miliar. Sedangkan PPT Triputra Investindo Arya, kendaraan investasi yang sahamnya dimiliki sang istri, diperkirakan akan memperoleh dividen tunai Rp 1,03 triliun dari Adaro.

Grup Baramulti dan Bos MCOL

Ghan Djoe Hiang dan keluarga juga memperoleh cuan jumbo dari dividen yang dibayarkan oleh Baramulti Suksessarana (BSSR) dan anak perusahaan Mitrabara Adiperdana (MBAP). Ghan Djoe merupakan salah satu orang terkaya RI yang merupakan istri mendiang Athanasius Tossin Suharya, pendiri perusahaan.

Selanjutnya ada Eddy Sugianto, pemilik emiten batu bara yang tahun lalu IPO, Prima Andalan Mandiri (MCOL). Apabila kepemilikannya tidak berubah dari waktu awal melantai di bursa, sebanyak 55,44% secara langsung dan tidak langsung, maka Eddy berpotensi memperoleh dividen tunai hingga Rp 713 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Pengumuman! 5 Emiten Tebar Dividen Bulan Ini, BCA Rp 4 T


(fsd/fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading