Ada Kabar Baik Dari China, Bursa Asia Dibuka Hijau Lagi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 27/12/2022 09:11 WIB
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Selasa (27/12/2022), setelah pemerintah China berencana mencabut persyaratan karantina untuk semua pelancong yang datang dari luar perbatasan negara mulai 8 Januari 2023.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka menguat 0,61%, Shanghai Composite China bertambah 0,38%, Straits Times Singapura naik 0,34%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,45%.

Sementara untuk pasar saham Australia dan Hong Kong pada hari ini belum dibuka karena masih libur panjang dalam rangka Natal 2022.


Dari China, pemerintah setempat akan mencabut persyaratan karantina untuk semua pelancong yang datang dari luar perbatasan negara mulai 8 Januari 2023. Kabar tersebut diumumkan Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) awal pekan ini.

Negara itu juga akan menghapus semua tindakan pembatasan Covid-19 lainnya untuk pelancong, termasuk karantina untuk pasien positif dan pelacakan kontak.

Pihak berwenang mengatakan kebijakan baru itu adalah bagian dari cara baru China dalam menangani Covid-19.

Adapun, China menurunkan penanganan Covid menjadi "penyakit Kelas B" yang tidak terlalu ketat, dalam kategori yang sama dengan penyakit yang tidak terlalu parah, seperti demam berdarah. China juga akan menyebut Covid-19 sebagai "infeksi", bukan "pneumonia".

"Perubahan itu lebih sesuai dengan karakteristik dan tingkat bahaya penyakit ini saat ini," kata HNC dalam sebuah pernyataan, dilansir CNN International, Selasa (27/12/2022).

"Varian Omicron yang kurang mematikan telah menjadi jenis dominan SARS-Cov-2, dan hanya sejumlah kecil kasus yang berkembang menjadi pneumonia," tambahnya.

Meski begitu, pelancong masih harus mengikuti tes Covid sebelum tiba di China. Hanya saja, mereka tidak perlu lagi menyerahkan hasilnya ke kedutaan atau konsulat China.

Mulai 8 Januari, para pelancong dapat menguji dan menampilkan hasilnya sebelum naik ke pesawat.

NHC juga berjanji untuk melanjutkan wisata keluar bagi warga negara China secara tertib, tergantung pada situasi Covid-19 internasional dan kapasitas berbagai layanan domestik.

Sementara itu dari Jepang, beberapa data ekonomi telah dirilis pada hari ini, yakni data tingkat pengangguran dan data penjualan ritel.

Tingkat pengangguran di Jepang pada November 2022 turun menjadi 2,5%, sementara ketersediaan pekerjaan bertahan di level tertinggi sejak Maret 2020, berdasarkan data dari pemerintah Jepang.

Sedangkan, tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman sesuai dengan prediksi median ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang sama-sama turun 2,5%.

Sementara untuk rasio pekerjaan terhadap pelamar mencapai 1,35, data kementerian tenaga kerja menunjukkan, di mana rasio tersebut tidak berubah banyak dari Oktober lalu.

Adapun penjualan ritel Jepang naik selama sembilan bulan berturut-turut hingga November 2022, karena adanya pencabutan kontrol perbatasan Covid-19 dan subsidi perjalanan domestik pemerintah membantu permintaan konsumen.

Penjualan ritel tumbuh 2,6% secara tahunan (year-on-year/yoy), tetapi jauh dari perkiraan rata-rata sebesar 3,7%. Laju pertumbuhan penjualan tahunan, barometer konsumsi swasta, melambat dari 4,4% di Oktober dan 4,8% di September.

Berdasarkan penyesuaian musiman, penjualan ritel turun 1,1% pada November dari bulan sebelumnya, turun untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir.

Data menunjukkan bahwa kedatangan pengunjung ke Jepang melonjak menjadi hampir 1 juta pada November, bulan penuh pertama setelah negara itu menghapus pembatasan Covid-19 yang secara efektif menghentikan pariwisata selama lebih dari dua tahun.

Kampanye subsidi perjalanan domestik pemerintah untuk membantu industri pariwisata yang dilanda pandemi, yang dimulai pada pertengahan Oktober, juga mendorong orang untuk membelanjakan uang untuk perjalanan dan barang.

Pada hari ini, sentimen pasar global masih cenderung sepi karena mayoritas bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih belum dibuka, karena masih libur Natal 2022. Oleh karena itu, pelaku pasar di Asia-Pasifik akan memfokuskan perhatiannya di kawasan tersebut.

Setelah libur natal, perdagangan saham di bursa global tinggal menghitung hari sebelum tutup kalender tahun 2022.

Di AS, fenomena Santa Claus Rally seharusnya bakal terjadi pada pekan ini, sehingga harapan adanya fenomena ini di tahun 2022 masih cukup besar, meski mereka sempat khawatir bahwa fenomena ini tidak akan terjadi tahun ini. Adapun perdagangan Wall Street pada tahun ini tinggal bersisa empat hari, yakni pada Selasa hingga Jumat.

Jika pekan ini pergerakan Wall Street cenderung flat atau masih membentuk tren bearish, maka fenomena ini dapat dikatakan tidak terjadi pada tahun ini.

Namun sebaliknya, jika Wall Street kembali rebound dan cenderung membentuk tren bullish, maka 'Santa Claus Rally' benar-benar terjadi kembali pada tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel