Macro Insight

Mari Berpesta, Ini Dia Kado Natal dan Akhir Tahun Buat Kamu

Maesaroh, CNBC Indonesia
26 December 2022 10:25
Suasana dekorasi pohon natal di Plaza Senayan
Foto: Infografis/Jadwal One Way Arus balik mudik lebaran 2022/Aristya Rahadian

Macro Insight

- Pekan terakhir pada bulan terakhir tahun ini akan diisi dengan pemberitaan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Mobilitas yang meningkat, tidak adanya pembatasan perjalanan, serta mulai pulihnya ekonomi diharapkan mampu mendongkrak konsumsi rumah tangga dari Jakarta hingga ujung Papua.

Hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan menunjukkan potensi pergerakan pada Nataru tahun ini mencapai 16,35% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut setara dengan 44,17 juta orang.

Jumlah yang mudik tahun ini juga melonjak 124,6% dibandingkan pada tahun lalu yang mencapai 19,9 juta orang. Berbeda dengan libur Nataru tahun lalu di mana masih ada pembatasan, tahun ini pemerintah tidak memberi syarat apapun bagi mereka yang ingin mudik.

Seperti diketahui, sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 pada libur Nataru tahun lalu. Sejumlah syarat perjalanan masih diberlakukan seperti wajib menunjukkan kartu vaksin (dosis lengkap) serta surat keterangan hasil negatifrapid testantigen.

- Proyeksi tingginya mobilitas pada libur Nataru 2022 membuat Bank Indonesia (BI) menyiapkan pasokan uang sebesar Rp 117,7 triliun.

Nilai tersebut jauh lebih besar dibandingkan pada 2021 yang diperkirakan menembus Rp 115,2 triliun. Bahkan, lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 yakni Rp 105 triliun pada 2019.

Jumlah uang tersebut memang jauh lebih kecil dibandingkan yang disiapkan saat libur Lebaran 2022 yang mencapai Rp 180 triliun.

Besarnya uang yang beredar pada libur Nataru diharapkan bisa dinikmati hingga pelosok Indonesia. Termasuk didalamnya adalah meningkatnya penjualan oleh-oleh hingga ramainya pengunjung wisatawan nusantara (wisnus).




- Meningkatnya mobilitas selama libur Nataru juga diharapkan ikut melambungkan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2022.

Secara historis, konsumsi rumah tangga pada periode Natal (kuartal IV) sebelum pandemi Covid-19 ada di kisaran 5%.
Namun, konsumsi ambruk pada kuartal IV-2022 terkontraksi sebesar 3,61% (year on year/yoy). Konsumsi rumah tangga mulai membaik yakni tumuh 3,55% pada kuartal IV-2021.

Dengan mobilitas yang meningkat, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diharapkan bisa menembus di atas 4% pada kuartal IV tahun ini. 

Konsumsi rumah tangga menopang 56% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sehingga laju konsumsi akan sangat menentukan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Konsumsi rumah tangga yang diharapkan terdongkrak selama libur Nataru adalah kelompok pengeluaran untuk restoran dan hotel serta transportasi dan komunikasi.

Peningkatan konsumsi sudah tercermin dalam data Mandiri Spending Index. Data Mandiri Spending Index menunjukkan secara bulanan, belanja masyarakat mengalami kenaikan baik value maupun frekuensi pada Desember.

Nilai belanja masyarakat pada Desember 2022 ada di angka 157,8, lebih tinggi dibandingkan November 2022 yang tercatat 154,8. Sementara itu, frekuensi belanja masyarakat ada di posisi 128,9 pada Desember 2022, lebih tinggi dibandingkan 125,9 pada November 2022.

Belanja yang mengalami kenaikan adalah yang terkait restoran, supermarket dan fashion. Belanja terkait travelling juga mulai merangkak naik.

Kunjungan ke restoran tetap stabil sementara ke supermarket meningkat tipis dalam dua minggu terakhir. Kunjungan ke department store dan retail meningkat cukup signifikan pada Desember.

Dampak kenaikan BBM di September 2022 terhadap konsumsi mulai berkurang dia awal Desember.

- Melandainya inflasi juga diharapkan ikut membantu meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus konsumsi rumah tangga.

Secara tahunan (yoy), inflasi melandai dari 5,95% pada September menjadi 5,71% pada Oktober dan 5,42% pada November 2022.

Harga bahan pangan juga relatif terjaga menjelang Nataru tahun ini. Kondisi berbeda sebaliknya terjadi pada tahun lalu di mana harga cabai, kedelai, dan minyak goreng tengah melonjak.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), komoditas harga pangan yang naik hanya minyak goreng dan cabai rawit hijau.

Harga cabai rawit suda naik 6% sepekan menjadi Rp 50.150/pekan sementara minyak goreng naik 0,6% sepekan menjadi Rp 19. 250 per kg.

Hitungan BI menunjukkan inflasi pada Desember 2022 akan menyentuh 0,48% (month to month/mtm). Jika ramalan BI benar maka inflasi Desember 2022 akan jauh di bawah rata-rata tahunannya yakni 0,54%.

- Belanja pemerintah akan tutup buku pada pekan terakhir Desember.

Realisasi belanja negara per 14 Desember 2022 mencapai Rp 2.717,6 triliun atau mencapai 87,5% dari target APBN sesuai Perpres 98/2022, Artinya, dalam dua pekan, pemerintah harus mengejar belanja senilai Rp 388 triliun.
Belanja pemerintah biasanya memang meningkat tajam pada kuartal terakhir karena pemerintah membayar tagihan untuk pembangunan infrastruktur.

Dengan harapan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah membaik, pertumbuhan kuartal IV diharapkan masih terjaga di kisaran 5%.
Pertumbuhan memang akan lebih rendah dibandingkan kuartal I-III tahun ini tetapi masih berada di level historisnya yakni 5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular