China Jadi Biang Kerok, Harga CPO Ambles 1,7%
Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Excahnge turun cukup dalam di sesi awal perdagangan Jumat (23/12/2022), melanjutkan penurunannya sejak perdagangan kemarin.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan melemah 0,9% ke MYR 3.863/ton pada pukul 08:34 WIB.
Dalam sepekan, harga CPO ambles 1,4% secara point-to-point/ptp. Secara bulanan harga CPO juga drop 4,38% dan ambles 16,91% secara tahunan.
Pada Kamis (22/12/2022), harga CPO ditutup ambles 1,7% menjadi MYR 3.893/ton (US$ 880,37/ton), menghentikan relinya pekan ini karena permintaan yang menurun membebani laju CPO.
Berdasarkan data Surveyor Kargo Societe Generale de Surveillance melaporkan nilai ekspor CPO Malaysia periode 1-20 Desember 2022, turun 2,1% menjadi 923.642 ton jika dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya karena permintaan dari China anjlok. Menandakan adanya penurunan permintaan CPO. Penurunan permintaan di China disebabkan angka kasus Covid kembali naik.
Negeri Panda tersebut sedang bertarung untuk mempertahankan jumlah infeksi Covid-19 yang lonjakan besar dalam kasus, kata seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Rabu (21/12/2022).
Rumah sakit di Shanghai mengatakan akan mempersiapkan "pertempuran tragis" dengan Covid-19 karena diperkirakan setengah dari 25 juta orang kota itu akan terinfeksi pada akhir minggu depan, karena virus menyebar ke seluruh China sebagian besar tidak terkendali.
Namun, penurunan harga CPO terbatasi karena adanya banjir di Malaysia yang berpotensi menganggu produksi dan pasokan. Pasalnya, Malaysia merupakan produsen CPO terbesar di dunia nomer dua setelah Indonesia.
Selain itu, harga minyak saingan yang menurun juga menekan harga CPO. Harga minyak kedelai di Dalian turun 0,7%, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade terkoreksi 0,2%. Laju pergerakan harga CPO kerap di pengaruhi oleh laju harga minyak saingan karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar di pasar nabati.
Dari dalam negeri, Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKAS) memperkirakan ekspor CPO Indonesia tahun ini mencapai 34,67 juta ton, turun dari tahun sebelumnya sebesar 37,78 juta ton karena penghentian ekspor CPO pada bulan April.
Sementara itu, biodiesel sawit Indonesia tahun ini diproyeksi mencapai 10,6 juta kiloliter, naik dari tahun lalu yang hanya sebesar 9,29 juta kiloliter.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)