Tak Kuat Hadapi Badai Salju AS, Harga Minyak Jatuh 1,5%
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia merosot 1,5% pada perdagangan Kamis (22/12/2022) karena kekhawatiran akan menurunnya permintaan akibat badai salju di Amerika Serikat.
Kekhawatiran akan resesi yang dapat membuat permintaan susut juga menyelimuti pasar minyak dunia.
Harga minyak Brent tercatat US$80,98 per barel, turun 1,5% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) anjlok 1% menjadi US$77,5 per barel.
Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga Federal Reserves/The Fed akan tetap berlanjut. Ini setelah rilis data ekonomi AS yang menunjukkan umlah orang yang mengajukan klaim baru tunjangan pengangguran meningkat kurang dari yang diharapkan pada minggu lalu. Selain itu ekonomi pulih lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal ketiga.
Data yang cerah meningkatkan kekhawatiran bahwa Fed lebih cenderung mengintensifkan kenaikan suku bunga. Dampaknya adalah dapat memperlambat ekonomi dan menghambat konsumsi bahan bakar.
"Itu mulai merusak momentum karena kekhawatiran The Fed akan kembali memangkas pasar lagi," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.
Pada saat yang sama hampir 2.000 jadwal penerbangan AS dibatalkan pada Kamis dan Jumat saat musim liburan. Ini mengirimkan sinyal bearish untuk permintaan bahan bakar perjalanan.
Kabar dari China juga menjadi pemberat laju harga minyak mentah dunia kemarin. Negeri Panda tersebut sedang bertarung untuk mempertahankan jumlah infeksi Covid-19 yang lonjakan besar dalam kasus, kata seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Rabu (21/12/2022).
Rumah sakit di Shanghai mengatakan akan mempersiapkan "pertempuran tragis" dengan Covid-19 karena diperkirakan setengah dari 25 juta orang kota itu akan terinfeksi pada akhir minggu depan, karena virus menyebar ke seluruh China sebagian besar tidak terkendali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)