CNBC Indonesia Research

Pantes Window Dressing Pudar, Sekali Jual Big Cap Bisa Rp 4 T

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 23/12/2022 06:30 WIB
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing ramai-ramai menjauhi pasar saham dalam negeri sebulan terakhir. Inilah yang menjadi pemicu kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok. Di pasar reguler investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 15,74 triliun sebulan terakhir yang menyebabkan IHSG drop 3,62%.

Tercatat, ada 7 saham yang dijual bersih oleh asing lebih dari Rp 1 triliun.

Saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell Rp 4,5 triliun. Akibatnya harga saham BBCA pun jatuh 4,72%.


Investor asing juga jual bersih saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 2,3 triliun yang berimbas pada penurunan nilai kapitalisasi pasar TLKM hingga 6,95%.

Saham konglomerasi terbesar di RI yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII) juga tak lepas dari tekanan jual asing. Saham ASII dilepas oleh asing sebesar Rp 2,1 triliun dan harganya drop 6,85%.

Selanjutnya ada saham perbankan pelat merah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mengalami net sell asing secara kumulatif sebesar Rp 1,5 triliun dan harganya turun 2,69%.

Saham startup digital PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ikut diobral asing dengan net sell Rp 1,2 triliun secara kumulatif. Seiring dengan berakhirnya periode lock up saham, market cap GOTO longsor 52,66%.

Asing juga net sell Rp 1,1 triliun di saham TBIG dan ADMR sebulan ini yang membuat nilai kapitalisasi pasarnya masing-masing drop 3,32% dan 7,28%.

Kombinasi aksi jual asing dan penurunan harga saham-saham blue chip tersebut akhirnya ikut menyeret performa IHSG sebulan ini.

Sanggahan : Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri Anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggungjawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat