
BI Turunkan Agresivitas, Luncurkan Senjata Baru Amankan Dolar

Pada konferensi pers RDG hari ini, BI juga membeberkan amunisi baru untuk mencegah Devisa Hasil Ekspor (DHE) lari ke luar negeri.
BI akan menerbitkan instrumen operasi moneter (OM) valas yang baru untuk mendorong penempatan DH, khususnya dari ekspor Sumber Daya Alam (SDA).
"Instrumen OM Valas tersebut dilakukan dengan imbal hasil yang kompetitif berdasarkan mekanisme pasar yang transparan disertai dengan pemberian insentif kepada bank," tutur Perry.
Dalam skema tersebut, BI akan menawarkan term deposit valas melalui lelang yang lebih tinggi dibandingkan bank negara lain.
Perry mencontohkan jika rata-rata bunga deposit valas negara lain ada di angka 3,75% maka BI akan menawarkan bunga di kisara 3,75-4,0% melalui lelang.
"Tergantung kondisi akan bergerak dari waktu ke waktu karena mekanisme pasar sesuai perkembangan yang ada dengan suku bunga dan daya tarik eksportir untuk ini," ujar Perry.
Devisa Hasil Ekspor tengah menjadi pembicaraan hangat. Pasalnya, banyak DHE yang lebih banyak parkir di luar negeri. Kondisi ini berimbas pada semakin tergerusnya cadangan devisa (cadev) serta stabilitas nilai tukar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari-November 2022 menembus US$268,18 miliar atau naik 28,16% dibandingkan periode yang sama pada periode tahun lalu.
Cadev pada akhir November 2022 tercatat US$ 134 miliar.
Jika menilik posisi cadev per Desember 2021 yang tercatat US$ 144,9 dan cadev per akhir November sebesar US$ 134 miliar maka pada tahun ini cadev sudah terkuras US$ 10,9 miliar.
Lebih besarnya bunga deposito dolar AS di Singapura merupakan salah satu faktor keringnya pasokan dolar di Tanah Air. Dengan iming-iming bunga yang lebih tinggi, eksportir Indonesia akan lebih tertarik menaruh pendapatan ekspor atau dana valas mereka di Singapura.
Dalam beberapa bulan terakhir, bank-bank Singapura bersaing ketat dalam menarik dana nasabah, termasuk dari eksportir Indonesia.
UOB, misalnya, menawarkan bunga untuk deposito dolar AS sebesar 3,8 - 4,66% untuk tenor 1-12 bulan.
Bandingkan dengan bunga deposito dolar AS di BCA yang ada di kisaran 0,75-1,75%.
TIM RISET CNCB INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]