IHSG Menguat Sih, Tapi Kok Malu-Malu Ya

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
Rabu, 21/12/2022 11:44 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan sesi I Rabu (21/12) ditutup menguat. IHSG pada perdagangan hari ini konsisten berada di wilayah positif.

Perdagangan sesi I hari ini, IHSG ditutup naik 0,28% atau sebesar 19 poin ke level 6787.57.

Berdasarkan data statistik dari RTI Business, perdagangan mencatatkan volume saham ada sebanyak 10,7 miliar lembar diperjual-belikan dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 580 ribu kali serta nilai perdagangan mencapai 9.1 triliun rupiah.


Terdapat 231 saham yang menguat, 280 saham mengalami koreksi serta 169 lainnya tidak bergerak.

Beberapa indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) menyokong penguatan IHSG pada perdagangan kali ini.

Dari sektor energi, saham emiten batubara milik orang terkaya RI versi Forbes, Low Tuck Kwong, yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi penopang terbesar IHSG pada perdagangan sesi I hari ini, yakni empat mencapai 20,62 indeks poin.

Pada perdagangan sesi I pukul 11:30 WIB, saham BYAN terpantau meroket 7,21% ke posisi harga Rp 17.475/saham.

Dari sektor yang sama, di deretan top movers terdapat beberapa saham yang mengalami kenaikan juga yakni GTBO melonjak 10%, BOSS naik 1,33%, dan HRUM yang naik 1,21%.

Dari sektor perbankan finansial, PT Bank Central Asia menjadi saham berikutnya yang menopang IHSG setelah sempat membebani pada perdagangan kemarin. BBCA menguat diantara bank big cap lainnya dengan kenaikan 1,17% menjadi Rp.8.675/saham. Selain itu saham milik PT Bank Mandiri juga ikut menguat yakni sebesar 0,25%. Namun, pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia dan PT Bank Negara Indonesia malah jalan ditempat alias tak berubah.

Pergerakan IHSG yang cenderung menguat pada perdagangan kali ini searah dengan laju bursa acuan Amerika Serikat yang ditutup cemerlang pada perdagangan semalam. Indeks S&P 500 berakhir menguat 0,1% dan Nasdaq naik tipis 0,01%. Indeks Dow Jones penguatan paling besar 0,28%. Dengan demikian, telah menghentikan tren pelemahan selama empat hari beruntun.

Perlu diketahui bahwa kenaikan suku bunga The Fed yang masih akan berlanjut di awal tahun depan memberikan sentimen negatif ke pasar saham. Tidak hanya The Fed, bank sentral lainnya juga melakukan hal yang sama.

"Lebih dari 90% bank sentral sudah menaikkan suku bunga di tahun ini, upaya (untuk menurunkan inflasi) ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Lawrence Gillum, fixed income strategist di LPL Financial.

Tetapi menurut Gillum, kabar baiknya periode kenaikan suku bunga tersebut sebentar lagi akan berakhir. Artinya, suku bunga tinggi akan segera mencapai puncaknya.

Semakin tinggi suku bunga, maka inflasi bisa diturunkan. Tetapi pertumbuhan ekonomi yang dikorbankan.


(Muhammad Azwar/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Perang Berkobar, Saham & Investasi Mana Yang Bisa Cuan?