Heboh di Jepang Bikin Dolar AS Jeblok, Rupiah Bisa Menguat?
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.600/US$ Selasa kemarin. Sementara pada perdagangan Rabu (21/12/2022), rupiah memiliki peluang menguat melihat indeks dolar AS yang merosot 0,72% kemarin.
Kejutan dari bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) membuat indeks dolar merosot. BoJ memutuskan kembali untuk tetap mempertahankan suku bunga rendahnya di minus (-) 0,1%, tetapi kebijakan yield curve control (YCC) diperlebar menjadi 50 basis poin dari sebelumnya 25 basis poin.
"Ini di luar perkiraan, kami melihat mereka (BoJ) mulai menguji respon pasar dari exit strategi yang akan diambil," kata Bart Wakabayashi, branch manager di State Street Tokyo, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (20/12/2022)
Pasar sebenarnya melihat BoJ belum akan merubah kebijakannya hingga Maret 2023.
YCC merupakan kebijakan BoJ yang menahan imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun dekat dengan 0%. Ketika yield mulai menjauhi 0% maka BoJ akan melakukan pembelian obligasi.
Pembelian tersebut artinya BoJ menyuntikkan likuiditas ke perekonomian.
Kini dengan YCC diperlebar menjadi 50 basis poin, kebijakan BoJ menjadi lebih fleksibel, likuiditas yang disuntikkan ke perekonomian menjadi lebih kecil.
Kurs yen langsung melesat hingga 3,8% pada perdagangan Selasa yang membuat indeks dolar AS tertekan.
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah melemah tipis kemarin. Rupiah kembali ke atas Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.
Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Rupiah yang disimbolkan USD/IDR juga kembali ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50). Sehingga tekanan bagi Mata Uang Garuda kembali besar.
Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun setelah mendekati wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada di kisaran Rp 15.550/US$. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat menuju Rp 15.520/US$ - Rp 15.500/US$.
Ruang penguatan ke level kunci Rp 15.450/US$ akan terbuka di pekan ini jika rupiah mampu menembus konsisten ke bawah Rp 15.500/US$.
Sebaliknya resisten berada di kisaran Rp 15.620/US$ hingga Rp 15.640/US$ yang bisa menjadi penahan pelemahan rupiah. Namun jika ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 15.700/US$ atau lebih tinggi lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)