
Fans Cap Tikus Merapat, Sahamnya Mau Dijual! Nih Harganya

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen minuman beralkohol (minol) merek Cap Tikus 1978, PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk dan PT Hatten Bali Tbk (WINE) yang merupakan produsen wine asal Bali siap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Merujuk prospektus perseroan, calon emiten berkode BEER ini akan melepas maksimal 800 juta saham baru dengan nominal Rp 10. Jumlah itu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Jobubu Jarum bakal melepas saham di kisaran harga penawaran Rp 200 sampai Rp 220. Sehingga, nilai IPO yang berpotensi diraup BEER antara Rp 160 miliar - Rp 176 miliar.
Adapun setelah dikurangi emisi, dana yang dihimpun akan digunakan sekitar 5,26% dana dari IPO atau Rp 9,25 miliar untuk membeli tanah seluas sekitar dua hektar di Desa Jetis, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, untuk membangun fasilitas produksi.
Lalu, sekitar 6,11% atau sekitar Rp 10,74 miliar akan digunakan untuk melakukan pembangunan fasilitas produksi, di antaranya bangunan pabrik, infrastruktur, gudang bahan baku dan gudang barang jadi di Desa Jetis. Sisa dana IPO bakal dipakai untuk modal kerja Jobubu Jarum guna mendukung kegiatan usaha Jobubu Jarum, tapi tidak terbatas pada pembelian bahan baku.
Kalau jumlah dari IPO ini tidak mencukupi, Jobubu Jarum akan menggunakan kas internal dan/atau menggunakan pendanaan eksternal yang diperoleh dari bank dan/atau lembaga keuangan dan/atau sumber lainnya. BEER menunjuk UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Jika tidak ada aral melintang, masa penawaran umum akan dilakukan 30 Desember 2022-4 Januari 2023.
Selain memproduksi minol Cap Tikus, Jobubu juga memproduksi Soju dengan merek dagang Daebak Soju dan Daebak Spark. Adapun BEER bermarkas di Desa Kapitu, Sulawesi Utara.
Sedangan WINE akan melepas sebanyak-banyaknya 678 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau sebanyak-banyaknya 25,02% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Hatten Bali membuka harga penawaran kepada masyarakat di kisaran Rp 100-150 per saham sehingga dana yang dibidik dari aksi korporasi ini mencapai sebanyak-banyaknya Rp 101,7 miliar.
Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi akan digunakan, sekitar 20% akan digunakan untuk modal kerja perseroan untuk meningkatkan brand awareness khususnya di luar Bali, seperti biaya event, merchandise, sponsorship, dan social media. Sedangkan sisanya, sekitar 80% akan disalurkan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak, yaitu PT Arpan Bali Utama akan digunakan untuk pembelian bahan baku buah anggur, jus anggur, dan bahan-bahan pembantu seperti botol, label, kardus, dan lainnya.
Saat ini, perseroan memiliki beberapa varian wine yaitu Aga White, Sweet Alexandria, Aga Rosé, Aga Red, Sweet Syrah, Tunjung Brut Sparkling, Jepun Sparkling Rosé, Pino De Bali, Bali White, Bali Rosé , Bali Red, dan lainnya. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah NH Korindo Sekuritas Indonesia. Pemegang saham WINE saat ini adalah Ida Bagus Rai Budarsa 50% dan PT Gotama Putra 50%.
Berikut jadwal sementara IPO Hatten Bali (WINE):
Masa penawaran awal: 19-22 Desember 2022
Tanggal efektif: 29 Desember 2022
Masa penawaran umum: 2-5 Januari 2023
Tanggal penjatahan: 5 Januari 2023
Tanggal distribusi saham: 6 Januari 2023
Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI): 9 Januari 2023
(tep/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! Pemilik Emiten 'Cap Tikus' Bukan Orang Sembarangan