Messi Bawa Argentina Juara, Peso Bisa "Bangkit Dari Kubur"?
Jakarta, CNBC Indonesia - Lionel Messi akhirnya sukses membawa Argentina menjadi juaral Piala Dunia 2022, setelah mengalahkan Prancis lewat pertandingan sengit nan menegangkan.
Juara Piala Dunia yang pertama kali direngkuh sejak 1986 tentunya menjadi pelipur lara bagi Argentina yang sedang mengalami krisis. Nilai tukar peso Argentina sepanjang tahun ini jeblok hingga lebih dari 40% berada di ARS 172,69/US$ yang merupakan rekor terlemah sepanjang sejarah.
Berkebalikan dengan Timnas Argentina yang sukses menjadi juara Piala Dunia, nilai tukar peso saat ini adalah mata uang terburuk di dunia.
Pada pertandingan yang digelar Minggu malam, Argentina unggul di babak pertama lewat gol dari Messi dan Angel Di Maria. Namun Prancis mampu mengejar lewat 2 gol cepat dari Kylian Mbappe hingga memaksakan babak perpanjangan waktu.
Messi lagi-lagi membawa Argentina unggul, tetapi Mbappe mencetak hat-trick yang membuat pertandingan dilanjutkan ke adu penalti.
Kali ini giliran kiper Argentina Emiliano Martinez yang menjadi pahlawan dengan memblok dua tendangan penalti pemain Prancis. Argentina pun menjadi juara setelah penantian panjang selama 36 tahun.
Kemenangan tersebut disambut suka cita warga Argentina, bahkan diperkirakan bisa memberikan dampak ke pertumbuhan ekonomi.
Makalah yang ditulis oleh Marco Mello dari University of Surrey Inggris menunjukkan negara pemenang piala dunia akan mendapat keuntungan peningkatan produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,25% dalam dua kuartal setelah turnamen.
Melansir Bloomberg, kenaikan PDB tersebut ditopang oleh kenaikan ekspor karena pemenang mendapatkan visibilitas internasional yang lebih besar. Dalam risetnya, Mello melihat lonjakan ekspor terjadi saat Brasil menang Piala Dunia 2002.
Meski demikian, ekspektasi kenaikan PDB sepertinya tidak akan merubah keadaan Argentina seketika, mengingat kondisi yang sangat terpuruk. Sekitar 40% warga Argentina kini berada di bawah garis kemiskinan akibat inflasi yang sangat tinggi.
Inflasi di Argentina mencapai 92,4% (year-on-year/yoy). Bekas mesin pertumbuhan ekonomi di Amerika Selatan ini sedang meradang, menghadapi tingkat inflasi terparah sejak periode hiperinflasi era 1990-an.
Inflasi tinggi ini membuat nilai tukar peso terus merosot hingga menjadi yang terburuk di dunia.
(pap/pap)