IHSG Gak Berdaya, Ini Deretan Saham Yang Menjadi Beban

Market - Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
16 December 2022 11:53
Karyawan beraktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut  jumlah investor pasar modal telah meningkat 33,53% dari 7,48 juta di akhir tahun 2021 menjadi 10 juta pada 3 November 2022. Secara komposisi umur sebesar 60% didominasi oleh investor di bawah 30 tahun. Tidak berhenti di situ, investor juga didominasi oleh lulusan SMA ke bawah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan beraktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut  jumlah investor pasar modal telah meningkat 33,53% dari 7,48 juta di akhir tahun 2021 menjadi 10 juta pada 3 November 2022. Secara komposisi umur sebesar 60% didominasi oleh investor di bawah 30 tahun. Tidak berhenti di situ, investor juga didominasi oleh lulusan SMA ke bawah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

CNBC Indonesia, Jakarta - Pada perdagangan sesi II hari ini, Jumat, 16 Desember 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah. IHSG terpantau mengalami penurunan akibat sejumlah sentimen.

IHSG ditutup di zona merah pada level 6745,46 atau turun sebesar 0,09%. IHSG pada perdagangan hari ini tidak mampu kembali ke teritori hijau alias konsisten di zona merah. Pada pukul 10.30 IHSG terpantau berada di level 6731,19, kemudian IHSG kembali bertumbuh menjadi 6742,03 pada pukul 11.00 walaupun masih berada di teritori negatif.

Berdasarkan data statistik RTI business, tercatat sebanyak hampir 11 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 561 ribu kali serta nilai perdagangan sekitar 5 triliun rupiah.

Terdapat 293 saham mengalami koreksi, 192 saham menguat dan 192 lainnya konsisten tidak berubah.

Salah satu faktor pelemahan IHSG hari disebabkan ambruknya bursa saham global. Bursa saham Wall Street ditutup berjatuhan pada perdagangan Kamis (15/12/2022), karena investor kembali khawatir bahwa resesi berpotensi terjadi setelah mereka melihat data penjualan ritel yang melambat dan sikap bank sentral AS yang masih akan hawkish pada tahun depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambruk 2,25% ke posisi 33.202,219, S&P 500 anjlok 2,48% ke 3.896,1 dan Nasdaq Composite longsor 3,23% menjadi 10.810,53.

Aksi jual berbasis luas dengan hanya 14 saham yang menguat di indeks S&P 500. Saham teknologi mega-cap pun berjatuhan.

Saham Apple dan Alphabet ambles lebih dari 4%, sedangkan Amazon dan Microsoft ambrol lebih dari 3%. Saham Netflix ambruk 8,63%, menyusul laporan Digiday yang mengatakan perusahaan streaming tersebut menawarkan untuk mengembalikan uang kepada pengiklan setelah kehilangan target pelanggannya.

Data penjualan ritel yang mengecewakan menandakan bahwa inflasi sudah berdampak di tingkat konsumen.

Sementara itu, dari dalam negeri, beberapa saham di deretan top losers menjadi pendorong perlambatan IHSG pada perdagangan kali ini. MGLV memimpin top losers diurutan pertama dengan penurunan yang sangat tajam yaitu 9,88%. Di Posisi kedua ada saham KRYA yang ambles 6,67% yang disusul GPSO diposisi ketiga dengan penurunan 6,63%. Berikutnya ada saham BSBK yang turun 6,36% dan AVIA dengan pelemahan sebesar 6,34%.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000


(Muhammad Azwar/ayh)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading