6 Emiten Emas Ambrol, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten emas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpuruk akibat anjloknya harga emas dunia. Pada perdagangan hari ini pukul 06:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di level US$ 1.766,42 per troy ounce. Harga emas merosot 0,03%.
Pelemahan ini memperpanjang derita emas yang sempat terpuruk dalam dua hari terakhir. Pelemahan ini pun langsung menyeret emas ke bawah level psikologis US$ 1.800 setelah menikmati level tersebut pada Selasa dan Rabu (13-14/12/2022).
Emas merupakan salah satu komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia, sehingga pergerakan harga emas berdampak signifikan terhadap perekonomian dunia. Ketika harga emas turun, maka akan berdampak pada penurunan harga saham-saham yang terkait dengan industri emas.
Anjloknya harga emas juga menyeret saham-saham emas sektoral BEI terpuruk di zona merah. Pukul 09.18 PT Aneka Tambang Tbk ( ANTM ) misalnya, yang turun 0,26% menjadi Rp. 1930/satuan. Pada saat yang sama PT United Tractors Tbk ( UNTR ) merosot 0,28%.
Sementara PT Archi Indonesia turun 1,23% dan Bumi Resources Minerals Tbk ( BRMS ) turun 1,78%. Di sisi yang sama, PT Merdeka Copper Gold anjlok 0,93%. Terakhir, PT Medco Energy Internasional Tbk ( MEDC ), yang juga turun 1,33%.
Selain itu, penurunan harga emas juga akan berdampak pada negara-negara yang sangat mengandalkan ekspor emas sebagai sumber pendapatan utamanya.
Negara-negara tersebut akan mengalami penurunan pendapatan, sehingga akan terjadi penurunan permintaan barang dari negara-negara tersebut. Hal ini akan mengakibatkan turunnya harga saham yang berasal dari negara tersebut.
Oleh karena itu, turunnya harga emas akan mempengaruhi pergerakan IHSG. Jika harga emas turun, maka IHSG berpeluang turun. Namun jika harga emas naik, maka IHSG berpeluang naik.
[Gambas:Video CNBC]
Dulu Berjaya, Kini Emas Hancur Lebur Tak Berdaya
(Muhammad Azwar/ayh)