Detik-detik Resesi Global, Harga Minyak Jatuh Nyaris 2%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
16 December 2022 08:21
kilang minyak
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia terperosok 2% pada perdagangan kemarin (15/12/2022) karena kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral global menimbulkan kekhawatiran tentang prospek permintaan bahan bakar.

Setelah naik selama tiga hari beruntun minyak Brent turun 1,8% menjadi US$81,21 per barel, turun 1,8%. Sementara minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) tumbang 1,5% menjadi US$76,11 per barel.

"Harga minyak mentah melemah karena ... risiko resesi global meningkat setelah gelombang pengetatan bank sentral lainnya. Reli minyak baru-baru ini (kehabisan tenaga) karena penghindaran risiko menjadi liar," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analis OANDA.

Selain itu pengaruh The Fed juga masih akan menggoyang pasar minyak mentah dunia. The Fed mengisyaratkan perlu lebih banyak data yang diperlukan sebelum The Fed mengubah sikaphawkish-nya dan pandangannya tentang inflasi secara signifikan.

Muncul indikasi bahwa para pejabat The Fed berharap untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi hingga tahun depan, tanpa pengurangan hingga 2024.

Investor awalnya bereaksi negatif terhadap ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi lebih lama. Namun dalam konferensi pers, Powell mengatakan penting untuk terus berjuang melawan inflasi agar ekspektasi harga yang lebih tinggi tidak mengakar.

Level baru menandai tingkat Fed Funds Rate tertinggi sejak Desember 2007, tepat sebelum krisis keuangan global dan ketika The Fed melonggarkan kebijakan secara agresif untuk memerangi apa yang akan berubah menjadi penurunan ekonomi terburuk sejak Great Depression.

Sejatinya, kenaikan suku bunga The Fed di pertemuan terakhir tahun 2022 sudah sesuai prediksi, di mana The Fed menaikkan kembali suku bunga acuannya sebesar 50 bp menjadi4,25% - 4,5%.

Akan tetapi karena komentar hawkish tersebut ancaman resesi membayangi pasar minyak yang dikhawatirkan berujung resesi, yang mana akan membuat permintaan emas hitam lesu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras) Next Article Ambyar! Perdagangan Pertama 2023 Harga Minyak Longsor 4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular