Tak Peduli The Fed Kerek Bunga, Rupiah Siap Ngamuk Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 December 2022 08:38
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat 0,42% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.595/US$ Rabu kemarin. Penguatan tersebut berpeluang berlanjut pada perdagangan Kamis (15/12/2022) meski bank sentral AS (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya.

Sesuai dengan prediksi banyak pihak, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5%. Kenaikan tersebut lebih kecil setelah sebelumnya menaikkan sebesar 75 basis poin 4 kali beruntun.

Indeks dolar AS merespon kenaikan tersebut dengan turun 0,2% pada perdagangan Rabu, melanjutkan kemerosotan lebih dari 1% hari sebelumnya. Padahal The Fed kembali menaikkan suku bunga, dan mengindikasikan akan terus berlanjut hingga mencapai 5% - 5,25% di tahun depan, nyatanya indeks dolar AS tetap merosot hingga menyentuh level terendah dalam 6 bulan terakhir.

Pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut kembali turun 0,06% yang memberikan peluang berlanjutnya penguatan rupiah.

Secara teknikal, rupiah kembali ke atas Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan di pekan ini.

Level tersebut merupakan merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah yang disimbolkan USD/IDR juga kembali ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50). Sehingga tekanan bagi Mata Uang Garuda kembali besar.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik dan mulai mendekati lagi wilayah jenuh beli (overbought).

IDRGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Jika melihat grafik 1 jam, yang digunakan memproyeksikan pergerakan harian, stochastic turun tetapi belum masuk wilayah jenuh jual yang memberikan peluang berlanjutnya penguatan.

Support terdekat berada di kisaran Rp 15.550/US$. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat menuju Rp 15.520/US$ - Rp 15.500/US$.

Sebaliknya resisten berada di kisaran Rp 15.620/US$ hingga Rp 15.640/US$ yang bisa menjadi penahan pelemahan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular